Don’t Be Too Hard on Yourself

“The day you plant the seed is not the day you eat the fruit.”

Hari ini 3 dari 10 To Do List yang saya buat tidak selesai alias tidak bisa dikerjakan. Dulu saya akan sakit kepala karena ada yang berjalan tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Menyalahkan diri sendiri; ngedumel kenapa tidak membagi waktu lebih baik lagi, kenapa tidak bekerja lebih efisien, sambil sambat kenapa kerjaan kok banyak banget… Kenapa dan kenapa sampai lupa bahwa yang nggak bisa dikerjakan itu 3 sementara ada 7 yang selesai 😊

Terkadang kita terlalu fokus sama apa yang “tidak tercapai” sampai lupa mengapresiasi diri sendiri atas apa yang “sudah dilakukan.”

Jadi saat barusan liat To Do List dan terpampang ada 7 yang udah selesai, Puji Tuhan saya tetap tersenyum bahagia. Hey, I’ve done good! I’ve worked hard. I’ve managed to juggle between here and there and I’ve accomplished lots of things. Sure, ada yang tidak tercapai tapi gpp. Sempurna itu hanya milik Tuhan, ada hari esok untuk memulai awalan baru.

Pssst, jangan lupa… Don’t be too hard on yourself, s/he needs to be loved too 🙂

Vector Gifts

Over the years ada banyak vector yang dikirim ke saya oleh seorang kawan. Melihatnya seperti menjadi saksi perjalanan skill-nya yang makin membaik hari demi hari.

I’m so happy receiving them. Disimpan di sini sebagai kenangan. Terima kasih ya 🤎😍

Steadfast Love of The Lord

Menutup akhir tahun 2022 dan mengawali 2023 dengan lagu pujian ini. Puji Tuhan. Tuhan baik. Diingatkan kembali bagaimana Tuhan setia dan berjanji menjagai umatNya.  

The steadfast love of the Lord never ceases

His mercies they never come to an end

They are new every morning, new every morning

Great is Thy faithfulness O Lord

Tentang Twitter Circle

Is Twitter Circle (TC) a thing in Indonesia? :mrgreen: I honestly don’t know. Jauh sebelum TC bisa diakses buat netizen Indonesia, sebenarnya saya sudah mendapatkan dan bisa menggunakan fitur itu. Kalo nggak salah dari bulan Maret atau April gitu saya sudah punya opsi tweet for public or circle. Namun karena saya nggak minat, ya saya nggak gunakan dan nggak saya apa-apain juga.

Ngopi sambil scrolling timeline

Sesungguhya Twitter Circle ini mengingatkan saya pada Path. Salah satu platform sosial media yang udah meninggal itu. Dengan TC, kita bisa ngetwit untuk lingkup yang lebih kecil, lebih privat. Yang mana orang-orangnya bisa kita seleksi atau tentukan sendiri. Idealnya tentu orang yang masuk di Twitter Circle adalah orang-orang yang dianggap dekat atau minimal dirasa nggak bakal rese kalau kita ngetwit macem-macem showing our true color.

Meskipun saya nggak menggunakan Twitter Circle (eh, pernah pake 1x sih buat nge-test aja), namun ternyata saya mendapati kalau saya dimasukkan ke dalam TC sobat-sobat netizen. I don’t tweet much , I also don’t have lotta free time to scroll my timeline so when I do, it’s obviously a luxury. Jadi mendapati saya masuk ke dalam TC orang lain itu cukup menghibur. Twit-nya lebih variatif and I feel close to them as a person not only as someone I know in the virtual world. Tapi itu saya.

Namun ternyata nggak semua orang senang lho dimasukkan ke dalam Twitter Circle orang lain. Alih-alih dapat simpati tapi cuitan orang lain yang ada di dalam TC malah jadi bahan ghibah atau bahan olok-olok. It happens a lot. Wajar sih kalau orang nggak nyaman, apalagi kalo yang di-twit di TC kebanyakan keluh kesah penuh bahasa kasar atau umpatan.

Ibarat kata nih, hidup sendiri aja udah berat, lha pas buka TL mau cari hiburan lucu-lucu kok ya malah harus baca kisah sedih atau ranting nggak mengenakkan dari orang lain. Jadi emotionally draining. Ada kan orang yang dari sononya emang energy vampire? Jangankan ketemu, baca cuitannya aja udah bikin capek. Untungnya orang-orang yang memasukkan saya ke TC mereka nggak gini. Untungnya twit di TC mereka seru-seru, misuh pun lucu dan jatuhnya elegan. Hahaha. Hiburan bangetlah. Apes deh yang kena dimasukkin ke Twitter Circle isinya sambat marah-marah doang.

Anw ada lagi nih yang bikin orang nggak senang dimasukkan ke TC… This is even worse from the two previous paragraph…. Nggak ngerasa kenal dekat, nggak mutual-an alias nggak saling follow (cuma 1 orang aja yang follow) tapi dimasukkan ke Twitter Circle. Maksude opo? Bukannya dapat simpati malah dikatain freak. 😀

Saya? Memilih nggak tau apa-apa. Ignorance is a bliss. Lagian udah paling bener curhat sama teman yang emang mau dengerin kita, alias ada consent. Bukan yang terpaksa baca karena secara sepihak dimasukin ke Twitter Circle