Tumbler Day

Salah satu ikhtiar saya untuk ikut mengurangi sampah gelas sekali pakai adalah dengan membawa tumbler sendiri. Hampir setiap hari saya sedia tumbler di dalam tas atau mobil. Saya bilang “hampir tiap hari” karena ya pernah juga lupa sih. Hehehe. One small step matters for this world 🌎. Demi dunia yang lebih sustainable untuk anak cucu kita nanti. Saya punya 8 koleksi tumbler tapi cuma 4 yang biasa saya gunakan karena hmmm karena apa ya… Ya suka aja sih. Rasa suka kan gak bisa dipaksain hadir atau malah dihilangin. Hehehe. Jadinya 4 ini yang biasa saya tenteng ke mana-mana.

Koleksi baru di rumah. Corkcicle warna biru langit yang cantik dan awet banget nyimpen air minum mau panas atau dingin. Bisa seharian lebih suhunya tetap stabil. Btw ini tumbler agak susah didapat, inden 2 minggu Cyin.

Tumbler Starbucks. Udah nemenin dari tahun 2015 kalo nggak salah. Yang ini kurang lama nyimpen panas ya, paling 4 jam juga udah berubah ke suhu ruangan tapi masih suka, masih sayang karena klasik banget modelnya.

Beli tumbler hitam ini di Times Square, New York tahun 2016. Udah 7 tahun dan masih awet aja. Bisa nyimpen panas sampe 14 jam. Fave banget!

Yang ini tumbler hadiah goodie bag dari salah satu acara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini juga awet gila nahan suhu. Kalo panas bisa tahan 12 jam.

Anw, kamu bawa-bawa tumbler jugakah?

“What we save, saves us. It’s time to save our planet

Suatu sore di M Bloc Space

My head says Go to the Gym! My heart says eat ice cream!

Sore di M Bloc itu terasa vibrant. Area public yang kekinian itu ramai orang lalu lalang dengan santainya. Tua, muda, pakai baju kerja, berseragam sekolah, kasual, formal, necis atau slebor semua ada. Nggak heran, selain banyak tempat wisata kuliner, ada ruang kreatif juga di sini. Tempatnya emang asyik.

Berdiri mematung di depan area masuk, saya ragu-ragu untuk ke dalam. Ingin cepat-cepat pulang setelah kenyang makan steak. Meski tempatnya asyik tapi saya kurang tertarik. Kamu mengiming-imingi kopi enak agar saya mau singgah lebih lama di sini. Mengajak mampir ke Titik Temu, tempatnya seru katamu. Di lantai 2 dengan variasi menu yang luas. Namun saya malas. Lagi tidak ingin duduk diam lama-lama; hanya ingin pulang.

Baca lebih lanjut

Review Sex/Life

Baru aja kelar namatin series Sex/Life season 2 yang diputer di Netflix. Cerita seri ini klasik, liar, panas, ada beberapa yang melewati batas akal namun enjoyable.

Season 1 bercerita tentang Billie Connelly (Sarah Shahi), seorang ibu rumah tangga di Connecticut yang mulai bosan sama kehidupan rumah tangganya dengan Cooper Connelly meskipun udah punya 2 orang anak. Lalu ia pun mulai rewind fantasi wild sex-nya dengan Brad si mantan pacar. Akhirnya Billie berada dalam cinta segitiga antara dia, suaminya dan Brad.

Kalo mau membandingkan, Brad ini tipe bad boy yang cocok jadi pacar sementara cooper ini husband material banget. Billie dulu putus dari Brad karena Brad belum siap masuk ke dalam fase yang lebih serius. Hubungan mereka rada-rada toxic menurut saya, berantem terus tapi selalu diselesaikan dengan sex. Ending di season 1 ditutup dengan Billie bingung mau pilih Brad atau Cooper.

Baca lebih lanjut

Hello Saturday on Netflix Series

Me time doing Netflix marathon on these three random series:

On Fishbowl Wives

Seri Jepang. Full adegan dewasa alias vulgar mulai dari episode pertama, so udah pasti NSFW! Bercerita tentang para perempuan yang tinggal di satu apartemen yang sama namun punya kisah berbeda. Setiap episode akan menceritakan tentang satu perempuan yang dibalut cerita terkait tokoh utamanya (Sakura). Benang merahnya adalah “selingkuh”. Entah si perempuannya diselingkuhin atau dianya yang selingkuh dengan alasan yang bervariasi mulai dari KDRT, kesetaraan gender, komunikasi, penyangkalan sampai threesome. Endingnya ngeselin sih karena nggak seperti yang gue harapin tapi ya okelah buat pengisi akhir pekan. 1 season 8 episodes.

Baca lebih lanjut

Recommended Netflix Binge Watching TV Series

I was closing 2021 in 5 different cities within 2 weeks and opening 2022 also in 5 different cities within 2 weeks. That life between plane to plane is not always giddy, lots of times involves early morning at wee hours in the airport, delayed flight due to bad weather or simply restless on board. Yet I found some of these Netflix series help me kill the time. 🙂

Recommended Netflix Binge Watching TV Series

1. The Bold Type

It’s a story of 3 close knit girlfriends with their own uniqueness trying to figure out life while chasing love and career in New York City. Working at the same office: Jane Sloan, a smart writer but up tight, a little bit old fashioned girl. Tiny is her nick name coz she’s short. Then there’s Sutton Brady, a girl from a small town who’s trying to climb her ladder of success. She’s gorgeous and a hardworking person. The last member of the gang is Katie Adison, the privileged girl who knows what she wants coz her parents raised her right.

The Bold Type

It’s so much fun watching them running around the Big Apple with cute inspiring new-fashioned style (well they work in a magazine). Each episode is just refreshing, they’re not just bringing cheesy drama but recent (sometimes global) issues wrapped into very contextual daily life. Personally, it’s a mind opening to certain topics that I’ve always questioned myself of. Geez, watching this series kinda remind me of my own friendship in college. I got this group of girlfriends who were so close and after graduated 3 out 5 girls were of course working in the same office! So, we got to continue giggling over boys and our crushes. Lol. Really, it is a must watch series.

4 Seasons in Netflix, around 45 min each episode.

Baca lebih lanjut

Sehat Bersama Jovee

Waktu saya kecil dulu membicarakan tahun “2020” itu terdengar asing dan jauuuh sekali. Rasanya seperti berada di dekade baru yang “wow”. Namun ternyata, nggak terasa, here we are… Udah sampe aja di 2020, yang artinya kita (eh, saya) sudah semakin tua (dan semoga semakin kaya pengalaman). Hehehe.

Beberapa perbandingan foto antara tahun 2009-2010 dan 2019 yang sempat saya post di laman Instagram saya. Baca lebih lanjut

Memulai Pariwisata yang Berkelanjutan dari Diri Sendiri

“Don’t destroy what you came to enjoy.” -anon-

Beberapa bulan lalu timeline saya ramai soal wisatawan asing di Bali yang di-blacklist oleh sebuah restoran karena menolak membayar makanannya seharga 95 ribu rupiah. Hal ini sudah beberapa kali dilakukannya sehingga pemilik restoran pun geram dan membukanya ke publik serta memasukkannya dalam daftar black list.

Pada kesempatan lain, ada wisatawan berbeda yang datang ke sebuah restoran, tidak membeli apa-apa dan hanya duduk numpang wifi. Kasusnya cukup viral dan jadi perbincangan. Padahal dengan membayar makanannya atau membeli sesuatu di tempat yang ia kunjungi, sesungguhnya para wisatawan membantu perekonomian lokal. Ada orang tua yang bisa menyekolahkan anaknya dari usaha tersebut, ada karyawan yang bisa menghidupi keluarganya atau sesederhana usaha lokal yang bisa terus bergulir. Baca lebih lanjut