Sebuah Pengakuan

You never understand life until it grows inside of you. –Sandra Kassis-

Saya adalah seseorang yang amat sangat mencintai kebebasan. Sejak muda saya sudah naik gunung, mancal tebing (walau dengan napas ngos-ngosan karena saya ada asma), kebut-kebutan naik motor, pacaran dengan orang yang dibenci seluruh keluarga, kabur ke hutan, bersantai di pantai, ke mana aja deh sesuka hati. Yep! Itu saya.

Buat saya itulah hidup yang sesungguhnya. Tidak ada yang mengatur kecuali diri saya sendiri. Tidak ada yang rewel kecuali saya rewel sama keadaan yang saya buat. Tidak ada yang bisa menyarankan saya begini begitu. Karena saya tidak suka diatur. Itu adalah versi LIFE TO THE FULLEST menurut kamus saya saat itu (baca: perempuan muda, lajang di usia 20an). Dan saat itu saya menyenanginya :*

This is how me and hubby enjoy ourselves the past few years. Going vacation anywhere we want to ^_^

Tapi di dunia ini, tidak ada yang tidak berubah ya? 🙂 Hidup memperkenalkan saya dengan banyak orang dengan latar belakang berbeda, merenungi pengalaman hidup mereka membawa banyak keputusan-keputusan penting di hidup saya and here I am now. Menikah (yang kata orang nggak bebas). Hamil (yang bagi saya si penganut kebebasan, itu juga nggak pas) :mrgreen: But here I am! Dengan segala pilihan yang telah saya buat 😀

Oh, saya masih tetap orang yang bebas seperti dahulu. Tapi kebebasan saya dimanifestasikan dalam bentuk lain. Saya tetap memiliki kebebasan dan punya pilihan penuh kapan saya akan mengandung. Saya tidak membiarkan diri saya diintimidasi oleh orang lain yang berkata bahwa usia segini harus menikah, lalu hamil, lalu membesarkan anak dan lain sebagainya. Tidak. Saya memutuskan waktu yang tepat versi saya (tentu setelah berdiskusi dengan suami).

Bahkan awalnya saya memutuskan untuk tidak memiliki anak. Nope, anak itu tidak masuk dalam pemikiran saya. Saya bahkan tidak bisa membayangkan diri saya menggendong bayi dan meninabobokannya. Tapi, ada satu pengalaman spiritual yang membuka mata dan membuat saya berada di posisi, “jika Tuhan berkehendak memberi saya anak maka dengan sepenuh hati saya akan mencurahinya dengan cinta.”

Dengan pemahaman seperti itu, saya tidak terlalu (mencari) tahu banyak tentang kehamilan. Kan belum tentu Tuhan kasih, kan ya? 😉 Jadi, saat dokter bilang saya hamil … DUAAAR!! Saya dan suami kelimpungan 😀 Pengalaman pertama dan tidak ada yang memandu! Du du du du du du *siul-siul sampai suara serak*

Bingung? Pasti! Nggak tau apa yang harus dilakukan? Banget! Bertanya-tanya, apakah ini benar atau tidak? Hal itu mengusik saya hampir tiap malam! Untunglah saya punya support grup di aplikasi Whatsapp dan juga applikasi banyak mencari tahu melalui forum atau aplikasi kehamilan.

Ohya, saat ini LIFE TO THE FULLEST saya adalah ….

Momen di mana saya merasakan tendangan kecil di perut saya…

Momen di mana saya bernyanyi dan membacakan dongeng dan bayi saya akan membalasnya dengan mengelitiki perut saya… (and this is so beautiful!)

Momen di mana saya mendengar detak jantungnya melalui alat USG di ruang Obgyn dan tak terasa air mata saya mengalir…

Momen di mana saya mengesampingkan keinginan makan salmon sashimi mentah yang enak itu dan menggantinya dengan alpukat, brokoli, edamame dan makanan lain yang lebih sehat…

Momen di mana saya menempatkan bayi mungil yang bahkan belum saya lihat, lebih penting dari diri saya sendiri sehingga saya rela menukar nyawa saya agar ia bisa melihat dunia…

My dearly baby, I love you before I even see you.

Momen-momen itu mengajari saya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya. Untuk saat ini, inilah TRUE LIFE versi saya. What’s your version?

Salam cinta kasih dari seorang (calon) ibu! :* smooches!

71 respons untuk ‘Sebuah Pengakuan

  1. Reren berkata:

    klo baca ini jd pengen balik hamil lagi n lbh perhatian sama kehamilan ;( termasuk bumil cuek nh.
    btw good luck ya… moga lancar n sehat terus… 😉

  2. dWi (@Ki_seKi) berkata:

    hampir mengikuti ceritaEka dari mulai kamu ketrima jd PNS, menikah dan sekarang calon ibu *suer aku merinding pas nulis ini

    satu kata untukmu, HEBAT!
    sehat ya buat LEX dan mommy as well 🙂
    *smoochesback

  3. rumahmemez berkata:

    Salam kenal… so sweet banget Eka. Bersyukurlah yang bisa diberi anugerah kehamilan tanpa bersusah payah. Secara diriku masih berjuang setelah lima tahun menikah. Mohon doanya ya 🙂

  4. Melly Feyadin berkata:

    Aku tersentuh dibagian ini :

    Momen di mana saya menempatkan bayi mungil yang bahkan belum saya lihat, lebih penting dari diri saya sendiri sehingga saya rela menukar nyawa saya agar ia bisa melihat dunia…

    langsung nyeess dihati..begitukah perasaan seorang ibu?

  5. Icoel berkata:

    persis dengan aq, yang tidak mau didesak dan diintimidasi apapun aladannya dan itu benar2 luar biasa, karena aq bertanggung jawab kok pada hidup q, congrats ya mak, semoga lancar hingga melahirkan nanti 😀

  6. Salma Saputra berkata:

    selamat maak…itu masih belum seberapa mak..ntar ketika dia lahir dan kita ga bisa berkata2…bahkan sampai anak ke-5 lahir saya tetap ga bisa ngomong ketika bayi saya disodorin ke saya..bisanya cuman nangis sesenggukan ….salam sayang dari keluarga saya. jaga kesehatan selalu ya mak Eka

  7. sofia zhanzabila berkata:

    Selamat ya Makkkk…
    BTW, aku suka gaya menulis and template blognya…
    Bahasanya bikin aku ngebaca sampe akhir lho Mak 🙂
    Ntar kalau udah lahiran, jangan lupa kabar-kabarin ya Mak 🙂 hugs

  8. Oline berkata:

    Selamat ya mak atas berita kehamilannya.
    Mendapatkan berita bahwa kita hamil memang sesuatu yang amat sangat amazing ya mak atas pemberian Tuhan ini.
    Semoga sehat terus sampai tiba harinya 🙂

  9. cK berkata:

    aku punya temen yang bilang gak bakal mau punya anak. lalu aku dan teman lainnya ketawa aja sambil bilang, “kita lihat 5 tahun lagi.” 🙄

    semoga lancar sampai kelahiran ya mbaaaak. 😀

  10. @mirasahid berkata:

    Ikut senang akhirnya dirimu hamil, mak. Karena pastinya, akan banyak lagi kisah dan cerita yang dituliskan di blog. Setidaknya bisa membuat orang2 yang udah lama nggak hamil kaya aku, bisa mengenang lagi masa-masa hamil lalu. *penginhamillagi

  11. Sugeng berkata:

    “Tidak ada yang tidak berubah”
    Pas sekali dan semua bisa berubah dalam hitungan detik. Dari penganut kebebasan berganti menjadi selalu penuh perhitungan. Selamat Mbak Eka.

  12. Riski Fitriasari berkata:

    Mak Ekaaaa… selamat ya, dulu saya baca postingannya pas lagi bulan madu, sekarang ternyata lagi hamil.. ikut senang Mak… semoga mamahnya sehat, dede bayinya sehat, papahnya juga sehat ya… amiiin… 🙂

  13. uwien berkata:

    Selamaaaat Mak…. terharu saya. Memang begitulah rasanya ketika mengandung. Momen-momen yang mengajarkan kita tentang banyak hal ^..^
    Salam hangat dari Bandung.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s