Sepasang mata mengekori jiwa
Masihkah ada asa?
Ia bertanya
.
Terlambat
Kemarin t’lah kugadai cinta
Karena kau lelet menjawab
Sssst… Jangan lapor polisi ya sayang
Ku curi hatimu, sematkan dalam loh kalbu
Jangan salahkan aku,
Kau menggoda dan sangat lucu
.
Ssst… Jangan gusar begitu ya bang
Mereka itu bukan siapa-siapa
Dibanding kau, mereka tak ada apa-apa
Tetap kaulah yang paling jumawa
Tak percaya?
Apa perlu ku ikut reality show si Uya Kuya?
Ssst… Jangan marah-marah donk sayang
Gadismu ini memang genit
Tapi percayalah aku tak menggigit
Hanya kadang-kadang menjepit
.
Sssssssstttttt…
Sudah..
Sudah…
Jangan ribut sayang
Simpan cemburumu,
masukkan kotak kayu
Mari kita bercumbu
di Desember yang syahdu 😀
Rumahku adalah kumpulan cinta
Siapapun boleh singgah disana
.
Wangi terbuai, mayang terurai
Diberanda, sayang pun bersemai
.
Berselempang asa, juga kadar percaya
Meresapi arti pulang sesungguhnya
.
Perkakas dapur, ragam furnitur
Diruang jiwa silahkan terpekur
.
Semua selubung, luruh terjatuh
Disini duduk diam bersimpuh
.
Nikmati imaji, dihantarkan janji
Reguk madu, puaskan rindu
Menyegarkan kosong dalam kalbu
Dengan hangat cumbu
.
Rumahku hangat dengan canda
ada kamu, aku dan anak-anak kita
bermuara dengan segenab mimpi juga rasa
.
Rumahku adalah kumpulan cinta
Tempat semua kembali pulang
rasakan hakikat keluarga
.
.