Real Joy after Shifting Paradigm

Sekitar 3 mingguan ini, pekerjaan dan kehidupan pribadi saya lagi sibuk-sibuknya. Demanding. Yeah, kayak pacar posesif aja LOL 😛 Selesai rapat jam 8 atau 9 malam itu hal yang biasa. Lalu pulang terus pas sampe rumah masih mengerjakan peran sebagai ibu dan istri -baca buku bareng anak atau sekedar menyiapkan cemilan malam buat suami-. Abis itu baru bisa punya waktu untuk diri sendiri. Pas akhir pekan juga sulit istirahat karena ada aja keluarga yang melahirkan, sakit, kedukaaan dan macem-macem lagi lainnya.

Saya sempat limbung for I felt there are so many things I have to do, yet there’s so little time. Gerah, pengennya ini semua cepet selesai aja. Akhirnya saya buat to do list for both my job and personal life. Total ada 23 item yang harus saya kerjakan mulai dari bikin analisa, review draft aturan, rapikan instrument survey sampai list beli kado dan jadwal jenguk teman atau keluarga. Padat, padat, padaaat. Pengen buru-buru dikelarin. Pengen punya ritme hidup normal seperti sebelumnya. Jadiiiii…. Itu 23 item saya kasih deadline mesti kelar dalam 1 minggu 😀

And…. ZONK! :mrgreen: Hahaha. Saya nggak hepi, burn out berada dalam tekanan bahwa ini semua mesti cepat kelar.

Baca lebih lanjut

Ngeri-Ngeri Sedap

Kamu sudah ponton film besutan Bene Dion Rajagukguk; Ngeri-Ngeri Sedap? Saya sekeluarga sudah nonton dari awal-awal launching. Sekeluarga as in bokap-nyokap lengkap sama anak cucunya :mrgreen: Bapak pesan 2 row bangku di bioskop sekaligus. Kami nonton bareng sepulang gereja dan sambil nunggu film-nya mulai, itu Bahasa Batak terdengar membahana dari seluruh penjuru bioskop. Keknya 1 bioskop isinya orang Batak semua deh itu. Huahaha.

Asli, ini film tuh mengharu biru banget. I COULD RELATE WITH ALMOST EVERY ASPECT IN THE MOVIE. Film dibuka dengan soundtrack Attar Didokkon, ini lagu bokap banget pas masih muda. Bokap suka setel lagu ini kalo pagi. Bahkan saya masih ingat nama penyanyinya dulu: Trio Ambisi dan kasetnya berwarna hijau 😀 Hahaha.

Baca lebih lanjut