Ngeri-Ngeri Sedap

Kamu sudah ponton film besutan Bene Dion Rajagukguk; Ngeri-Ngeri Sedap? Saya sekeluarga sudah nonton dari awal-awal launching. Sekeluarga as in bokap-nyokap lengkap sama anak cucunya :mrgreen: Bapak pesan 2 row bangku di bioskop sekaligus. Kami nonton bareng sepulang gereja dan sambil nunggu film-nya mulai, itu Bahasa Batak terdengar membahana dari seluruh penjuru bioskop. Keknya 1 bioskop isinya orang Batak semua deh itu. Huahaha.

Asli, ini film tuh mengharu biru banget. I COULD RELATE WITH ALMOST EVERY ASPECT IN THE MOVIE. Film dibuka dengan soundtrack Attar Didokkon, ini lagu bokap banget pas masih muda. Bokap suka setel lagu ini kalo pagi. Bahkan saya masih ingat nama penyanyinya dulu: Trio Ambisi dan kasetnya berwarna hijau 😀 Hahaha.

Untuk karakter sendiri…. Pak Domu tuh gambaran bokap banget. Keras, gengsinya gede dan apa-apa maunya dituruti. Nggak mau dibantah. Strict abis, apalagi ke anak cewek, kelar udah. Lebih galak dari polisi. Tanduknya keluar terus. Hahaha. Susah menerima perbedaan, hitam-putih hidupnya. Nggak ada grey area. Pokoknya ngeri-ngeri sedaplah kalo ketemu bokap. Nggak kebayang gimana itu mental cowok-cowok yang dulu PDKT sama gue. Gue bisa bilang mereka bermental baja 😀 Anw, pas liat adegan Domu diomelin karena calonnya bukan orang Batak, gue mencelos karena itu gue bangeeet. Adrian kan bukan Batak dan dia penuh perjuangan dulu buat menangin hati bokap. Untung sukses. Jadi kawin gue sama Bapaknya Basti. Hihihi.

And I see myself in Sarma. Nurut dan diproteksi abis. To give you perspective… Anak bokap ada 4 orang dan cuma gue yang kuliahnya di Jakarta, yang lain mah pada dikasih merantau. Gue kagak. Hahaha. Belum lagi, pas SMA dikasih hape biar bisa dimonitor padahal sekolah cuma 200 m jaraknya dari rumah. Boro-boro nginep di rumah temen, kalo jam 7 malem belum pulang dan nggak ada kabar, satu geng gue udah abis ditelponin bokap. :mrgreen: Psst, kalau kalian pikir Pak Domu itu keras, bokap gue 10x lebih keras lagi. Jadi bayangin ajalah ya gimana hidup gue. Hahaha.

Tbh, it kinda hurts to be Sarma. Sering mengalah dan mengorbankan keinginan pribadi. Nggak heran sih, karena keluarga Batak tuh dari anak-anaknya kecil udah dicekoki ditanami nilai-nilai keluarga yang dipegang. Dan gue pernah merasa terpenjara karena gue perempuan. Bokap pake standar ganda banget ke gue. Jangan salah, he loves me. Hard. Namun kadang saking hard-nya rasanya kayak terkekang banget. Lucky I have the chance to talk how I feel about the way my dad raised me and he apologized. Puji Tuhan settled.

I am proud to be a Bataknese. We have our own dynamics yet (the value that) family comes first has become our core. Nilai-nilai keluarga dan petuahnya banyak yang bear-benar menyentuh hati dan dapat menjadi penuntun menjalani kehidupan. Seperti di lagu Uju Ningolungkon ini. Pengingat banget untuk merawat dan membahagiakan orang tua selagi masih ada. Lagunya dalam Bahasa Batak tentu saja tapi jangan kuatir ada teks Bahasa Indonesianya.

Selamat Hari Senin. Mauliate Godang. Yuks nonton Ngeri-Ngeri Sedap mumpung masih ada. Worth every penny.