Tips Memilih Pembantu Rumah Tangga (PRT / ART)

Sudah baca curhatan saya soal ART kemarin? Kalau belum baca dulu deh biar afdol πŸ˜€

Baca: Drama ART di rumah: Mulai dari Teflon Rusak Sampai Bawa Pacar Saat Nggak Ada Orang. Duh!

Ngomongin ART itu memang nggak ada habisnya, kalau beruntung, bisa dapat yang baik dan betahan tapi kalo lagi apes, ya bisa dapat yang bikin hati capek. Untuk urusan suster dan bibik saya pernah mengalami masa-masa beruntung dapat pegawai yang ikut sampai 2 tahun lalu berhenti karena menikah, tapi pernah juga kena drama bawa pacar pas saya nggak di rumah >.< Yah, memang mencari asisten buat rumah tangga itu susahnya melebihi cari jodoh kalo kata saya. :mrgreen: Hahaha.

tips-memilih-pembantu-rumah-tangga-prt-atau-art-untuk-bekerja-di-rumah

Anw, sekarang saya mau berbagi tips soal bagaimana memilih pembantu untuk bekerja di rumah kita. Tentu saja tips ini berdasarkan pengalaman saya pribadi ya, jadi subyektif banget.

Tips Memilih Pembantu / ART ala EKA:

  1. Tentukan dulu kriteria ART yang kita inginkan. Apakah ingin mempekerjakan ART yang sudah pengalaman atau tidak, berusia matang atau masih muda. Hal ini untuk mempermudah penyalur atau yayasan dalam mencarikan pegawai untuk kita. Screening awallah. Supaya nggak kecewa saat mau ambil.
  2. Periksa reputasi agen penyalur atau yayasan. Selama ini saya hanya menggunakan penyalur/yasayan yang direkomendasikan teman yang sudah menggunakan jasa mereka. Atau jika nggak ada rekomendasi dari teman maka bisa cari infonya di internet. Banyak forum-forum yang membahas yayasan sehingga kita bisa mendapat gambaran yang baik. Well, experience talks ya.
  3. Buat kesepakatan di awal baik dengan penyalur/yayasan dan dengan ART. Kalau dengan penyalur/yayasan perlu banget kita tanyakan masa garansi dan berapa kali bisaa ganti jika nggak cocok. Untuk PRT kita jelaskan tentang gaji, jenis pekerjaan hingga hari libur mereka. Beritahu juga soal bagaimana mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah, apakah menggunakan mesin cuci, penyedot debu atau tidak. Yah, mesti ngomong pahit-pahitnya dulu di depan biar ada di level ekspektasi yang sama. Si embak tahu bahwa dengan gaji yang akan mereka terima mereka akan mengerjakan apa aja dan bagaimana melakukannya.
  4. Lakukan interview (atau bahkan tatap muka terlebih dahulu) sebelum memutuskan mempekerjakan orang tersebut. Jadi gini, beberapa penyalur (apalagi yang ada di luar kota) kalau dihubungi tuh bilangnya ada stok PRT dan mereka berusaha meyakinkan kita saya bahwa semua stok mereka itu baik. Pas diantar ke rumah, saya kecewa karena pas ditanya-tanya kok ternyata jauh dari harapan. Maka kalau ada penyalur dari luar kota, lebih baik kita bisa bicara dulu sama calon ART itu via telepon. Saya sekarang sih berusaha menghindari penyalur dari luar kota karena punya pengalaman nggak enak yang lumayan bikin traumatis. Dengan melakukan interview kita terhindar dari beli kucing dalam karung, kita bisa screening terlebih dahulu. Kekurangan interview lewat telepon itu, kadang ada yang suaranya sopan dan halus, lalu begitu ketemu ternyata kurang sreg karena aura dan gerak tubuhnya kurang meyakinkan. Makanya penting buat saya untuk ketemu dulu sama calon ART.
  5. List terlebih dahulu daftar pertanyaan untuk interview. Biasanya saya akan menanyakan latar belakang, pengalaman (bisa masak atau tidak, mau gentian jaga anak kalau misalnya si suster lagi butuh sholat, dst) dan yang paling penting adalah alasan berhenti dari majikan yang dulu. Dari sini bisa tergali juga kepribadian ART seperti apa dan kira-kira akan cocok sama kita atau tidak.
  6. Percayai insting. Kalo pas interview ini hati atau perasaan udah nggak enak mending jangan diambil, Moms. Begini, kalbu itu adalah sahabat kita yang paling dekat, ia punya naluri untuk menjauhkan kita dari marabahaya jadi percayailah insting kita. Kalau kita sudah peka malah bisa sangat terasa. Saya pernah mengabaikan insting saat mengambil ART. Dari awal saya nggak nyaman. Pas saya tanya minta gaji berapa, jawabnya adalah, β€œsaya maunya banyak buk. Tapi ibu sanggupnya berapa?” Sebenarnya jawabannya menyebalkan banget ya, tapi saya positive thinking bahwa mungkin ia bicara begitu karena pendidikannya yang minim. Tapi ternyata setelah saya pekerjakan saya nggak sanggup dengan perilakunya. Baru kerja sehari langsung membandingkan gaji dengan kakaknya yang sudah bekerja di majikannya selama 1 tahun. Selisihnya hanya 100 ribu saja padahal, ya wajar dong kalo gajinya nggak sama, kan kakaknya udah setahun kerja sementara dia aja baru masuk >.< Wis, saya kembalikan si bibik ini ke penyalurnya, saya cuma sanggup bertahan mempekerjakannya selama 3 hari saja.Β  Pahit, Moms!

Nah, itu tadi tips mencari pembantu rumah tangga ala EKA. Kalo soal mau yang tua atau yang muda, pengalaman atau tidak maka itu tergantung preferensi sih. Saya sendiri lebih senang yang sudah ada pengalaman sekitar 1-3 tahun, biasanya masih bisa dibentuk dan etos kerjanya sudah ada. Kalau masih hijau banget, saya capek ngajarinnya >.< Tapi kalau senior banget juga kadang ngeyelan, lelah hati ini, Moooms. (Lha, malah curcol) Hahaha.

Anw, semoga tipsnya berguna ya. Ada yang mau menambahi tips lain?

Iklan

14 respons untuk β€˜Tips Memilih Pembantu Rumah Tangga (PRT / ART)’

  1. Fanny f nila berkata:

    Wkwkwkwk itu yg maunya banyak, pgn tak geplak :p. Untunglah blm nemu yg songong gini.. Babysitterku ama art sama2 baik, jujur, dan rajin kerja. Berharap banget bisa pake mereka selama mungkin :D. Jgn sampe deh dibajak org lain..

  2. kontemplasiasa berkata:

    Sepakat banget mbaak skrng makin susah cari art yg sesuai kriteria. Dulu aja ibuk sampai ganti 3 art dan akhirnya memutuskan gak pakai art lagi setelah art yg terakhir resign karena menikah. Hehehe makasih sharingnyaa yaa mbak 😁

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s