Gimana sih caranya membayar denda tilang? Apakah perlu datang sidang di pengadilan yang ditunjuk atau bisa titip sidang aja? Lalu kalau datang sidang, apakah bisa dilakukan sendiri atau harus lewat calo? Semua pemikiran itu muncul karena saya baru saja mendapatkan 2 denda tilang polisi. Lho kok bisa? Panjang deh ceritanya. Hiks.
Anw, pemikirian bahwa mengurus denda tilang itu ribet membuat saya malas mengurus semua ini. Padahal pemikiran itu muncul karena kita nggak tahu prosedurnya aja. Kalau paham sih ternyata nggak ribet-ribet banget kok.
Cara Membayar Denda Tilang
Setelah dijalani, ternyata cara membayar denda tilang ini cukup mudah. Tidak seribet yang saya bayangkan, juga nggak memakan waktu lama. Waktu itu saya urus sendiri tanpa calo, nggak nyampe 1 jam sudah selesai. Monggo disimak pengalaman saya mengurus denda tilang mobil yang udah terlewat / kadaluarsa. Caranya seperti ini:
1. Cek surat tilang untuk mengetahui di kejaksaan negeri mana yang mengurus proses tilang kita. Ada cerita lucu soal ini. Merujuk ke surat tilang tahun 2018 yang diberikan polisi, saya pun mendatangi Pengadilan Jakarta Timur. Namun sampai sana saya diberitahu kalau ada peraturan baru. Segala hal terkait tilang sekarang dilimpahkan dan diurus di Kejaksaan Negeri Jakarta Timur. Meluncurlah saya dari Pengadilan Negeri ke Kejaksaan Negeri. Lumayan juga jaraknya apalagi pake macet. Jadi penting banget buat cek dan cek lagi alamat sama peraturan barunya ya.
2. Datangi kejaksaan yang ditunjuk. Waktu itu saya ditilang di kawasan Jakarta Timur, jadi saya pun mengurusnya di Kejaksaan Negeri Jakarta Timur juga di Jl. D.I. Panjaitan By Pass No. 15, Cipinang Besar Utara, Jatinegara. Hal ini bisa dilihat di surat tilang. Lokasinya ada di seputaran By Pass tapi mesti masuk dari jalan kecil samping dari arah Jatinegara. Khusus untuk tilang, gedungnya terpisah dari bangunan utama, tepatnya ada di bagian belakang Kejari. Nggak ada lapangan parkir jadi mesti parkir di jalan. Ohya pas markir kendaraan, jangan kaget ya kalau didatengin banyak calo yang menawarkan diri buat ngurusin ini semua. Gpp menolak mereka dengan halus. Nggak marah kok meski volume calo yang datang itu lumayan banyak bikin gengges ya. Hehehe. Setelah itu saya masuk ke areanya dan diarahkan buat bayar denda tilangnya.
3. Bayar denda tilang yang ditetapkan. Cara membayarnya seperti ini:
- Masuk ke situs web khusus untuk mengetahui berapa denda tilang yang ditetapkan oleh sidang. Berhubung saya mendapatkan 2 surat tilang di tahun yang berbeda maka saya pun masuk ke 2 situs web yang berbeda sebab situs web dipisahkan menurut tanggal sidang.
- Buka situs web Kejari Jaktim di [sini] jika sidang kita masih dalam periode bulan berjalan atau di [sini] untuk surat tilang yang udah lama banget (dalam kasus saya setahun sebelumnya, termasuk e-tilang bisa dicek di sini juga).
Tampilan website kejaksaan negeri Jakarta Timur untuk mengecek jumlah denda tilang tahun lalu.
Tampilan website kejaksaan negeri Jakarta Timur untuk mengecek jumlah denda tilang bulan berjalan.
- Kemudian masukkan nomor tilang yang ada di surat tilang, klik enter, lalu data diri kita akan keluar beserta nominal denda yang harus kita bayar. Pastikan data tersebut sudah benar. Saya mengecek dan melakukan ini semua dari ponsel, langsung on the spot karena nggak tahu. Kalo tau mah mending cek-cek begini dilakukan di rumah aja pake laptop atau komputer.
- Bayar denda melalui BRI, kalau punya ATM-nya bisa langsung bayar sendiri tapi kalau nggak punya, bisa bayar di konter BRI yang biasanya ada di sebelah ruangan kejaksaan negeri. Tentu saja ada biaya administrasi tambahan untuk layanan ini karena kita kan bukan nasabahnya ya. Tapi biayanya nggak mahal kok, antara Rp. 1.500 – 5.000 saja. Kalau masih nggak yakin juga, tanya aja satpam yang ada di situ. Ramah-ramah orangnya.

Pembayaran Denda Tilang di bisa dilakukan di BRI.
4. Serahkan bukti tilang di loket 1 (penyerahan) untuk mendapatkan nomor antrean / nomor panggil.
5. Tunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan. Btw kalau bisa bawa kipas mini atau kertas lebar gitu buat kipas-kipas karena di Kejaksaan Jakarta Timur sih ruang tunggunya berupa kursi panjang gitu di bawah terpal. Jadi tetap lumayan panas meski ada kipas angin gede. Ohya meski prosesnya nggak nyampe 1 jam tapi pas nunggu lumayan manyun juga ya, mana nggak ada yang jualan jajanan gitu 😀 hahaha. Sedikit tips, bawa cemilan atau minuman boleh deh biar nggak garing mati gaya.
6. Serahkan nomor antrean di loket 2 beserta surat tilang agar petugas dapat mencari SIM/STNK yang ditilang serta melihat jumlah denda tilang yang harus dibayarkan.

Loket Bayar Denda Tilang di Kejaksaan Tinggi Jakarta Timur tuh kayak begini.
7. Kalo bingung tanya-tanya di loket 3 (informasi) .
8. Ambil SIM / STNK di loket 4 dengan terlebih dahulu menyerahkan berkas pembayaran. Akan dipanggil sesuai dengan nomor antrian yang tadi kita pegang. Biasanya setiap beberapa menit, loket akan dibuka dan kita tinggal berdiri antri di situ. Pengambilan SIM / STNK ini bisa diwakilkan alias dapat diurus oleh orang lain asalkan melampirkan fotocopy atau identitas diri yang bukan pelanggar. Lebih tepatnya lihat gambar ini ya.

SIM / STNK yang kena tilang bisa diwakilkan pengambilannya alias dapat diurus oleh orang lain asalkan melampirkan fotocopy atau identitas diri yang mengambil.
Nominal denda tilang untuk melanggar marka jalan (yang tidak saya akui karena saya tidak merasa dan sudah kadaluarsa itu) sebesar 80 ribu saja. Sementara denda tilang karena melanggar gage adalah 250 ribu. Total denda 2 tilang yang saya bayarkan sekitar 300 ribuan saja. Nggak beda jauh sama kalo (amit-amit maaf) “titip sidang/dibantu” sama oknum polisi yang nakal.
Jujur, saya lebih memilih untuk melakukan pembayaran denda tilang di kejaksaan negeri model begini dibanding dibantu / menyuap polisi di pinggir jalan. Kenapa? Ya, kalo bukan dari kita yang berdisiplin membantu mengurangi korupsi, siapa lagi? Kedua, ada rasa kepuasan tersendiri karena uang denda dari kesalahan kita digunakan untuk membangun tanah air. Yeah, idealis dikit! Hehehe.

Ruang tunggu yang disediakan di Kejaksaan Negeri Jakarta Timur untuk proses denda tilang dan pengambilan SIM / STNK.

nomor antrian bayar denda tilang
Anw, buat para moms yang mungkin terkena tilang di beberapa wilah Jakarta lainnya, bisa urus denda tilang dan mengambil SIM / STNK nya di sini ya:
Alamat Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Jl. Tj. Raya No. 1, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Situs web Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk melihat rincian denda tilang bisa dibuka di [sini].
Alamat Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Merpati Blok B XII No. 5, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat. Situs web Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bisa dibuka di [sini].
Alamat Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, Jl. Enggano No. 1, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Situs web Pengadilan Negeri Jakarta Utara bisa dibuka di [sini].
Alamat Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, Jl. Kembangan Raya, kembangan Utara, Jakarta Barat. Situs web Pengadilan Negeri Jakarta Barat bisa dibuka di [sini].
setuju mba, akupun lbh suka bayar begini drpd nyogok polisinya. Aku sih lbh milih jujur kalo memang salah. sayangnya pernah mobilku ditahan polisi krn gage, suami sbnrnya udh mau ikutin prosedurnya aja. toh memang salah. tp sayangnya tante suami yg sdg ikut ama kita, nth kenapa ngotot mau bayar polisinya, sambil ngomelin kita berdua. yg katanya ntr lama, mahal, sampe alasan dia punya kenalan di polisi juga bla bla bla…
aku kesel sih ama org begini. apalagi yg suka bawa2 posisi :(. cuma krn ini tantenya suami aja aku ga pgn ribut. tp serius, pas liat polisinya, aku maluuu banget sbnrnya mba. kayak g ada muka…
Sorry to hear that. Padahal sekarang bayar denda tuh cepat dan mudah.
Kalo lain kali (amit2 jangan sampe kejadian sih) kena tilang lagi mending bayar dendanya sesuai peraturan aja. Masuk kas negara lebih ridho
Aku nggak tau proses penyelesaian tilang yg cepat dan mudah sekarang ini adalah hal baik atau buruk. Karena bisa jadi buat orang kaya, hukum itu bukan sesuatu yg penting untuk dipatuhi. Toh sesekali melanggar lampu merah gpp, yg penting cepat sampai. Kalopun sampai kena tilang, ya bayar aja, duitnya ada, prosesnya nggak ribet.
Proses pengadilan yg ribet bisa jadi mencegah orang untuk berbuat nakal, karena lebih baik nunggu lampu merah beberapa detik lebih baik daripada repot urusan di belakang hari.
Tapi pengadilan yang ribet membuka peluang korupsi setidaknya dengan sistem yang sekarang, uangnya sudah pasti masuk kas negara.
Anw walopun punya uang, aku sih males kena tilang. Bukan soal mudah buat bayar tilangnya dan murah dendanya tapi personal pride karena nggak melanggar peraturan.
Gak tau deh kalo yang kaya raya gimana.
makasih sharingnya
Sama-samaaaa, semoga bermanfaat ya
2 surat tilang di dua tahun berbeda… hmmm
hahaha.
tapi makasih ya Eka, ini info bermanfaat. mudah2an sih gak pernah ditilang, tapi kalau lagi apes info ini sangat bermanfaat. cuma pengen nanya, apakah semua kejaksaan sudah punya basis web yang bagus seperti kejaksaan di Jakarta?
Hahaha Supir MEdan, daeng. Anw tilang pertama itu aku gak akui karena aku gak merasa. Katanya melanggar marka jalan tapi aku nggak merasa jeh. Akhirnya karena mangkel dan bingung gimana ngurusnya, aku diemin itu tilang.
Kalo surat tilang yang kedua, aku ngaku salah. Ada perluasan jalan ganjil genap dan aku lupa karena belum terbiasa.
Kalo kejaksaan yang di Jakarta udah bagus kayak gini semua, Daeng. Tuh sampe aku kasih outbond link buat menuju ke sana. Kalo kota-kota lain aku nggak tahu.
keren sekali DKI Jakarta. jadi bisa pede bilang “ngurus sidang sendiri aja pak” kalo ditawarin titip sidang 😆
beberapa tahun lalu aku kena tilang di pengadilan Jakbar. bayarnya tunai trus ada tambahan 500 rupiah “buat administrasi” hahaha
Dapat kuitansi gak?
Wah deket rumahku itu kantor kejaksaannya 🤣 ga penting banget yaa.. wkwk..
Aku baru tau prosedur ini karena belum pernah ditilang (jangan sampe juga sih) dan seringnya liat mobil atau motor diberentiin terus pada ngasih duit yaa 😦 padahal mah ngapain juga.
Terus polisinya nerima aja lagi, kesian amat anak istrinya kalo makan dari uang itu
Ehciye ada anak Timur niiiih. Urus bayar dendanya gampang gini padahaaaal. Mending gini biar masuk kas negara hehehe
Bener Mom, saya juga kalau apa-apa mending urus sendiri. Soalnya, sekarang lebih mudah dan alurnya jelas tinggal kita ikutin. Kalaupun nanya karena nggak tahu, benar-benar dikasih informasi jelas.
Iya, asal mau nanya sih sekarang pelayannya lebih baik kok. Alur pun jelas.