Ibu

Ibu mengapa engkau membenciku?

Mengapa kata pedas dan makian tajam selalu terlontar atas tindakku?

Mengapa sebuah piring lebih mendapat kasihmu dibandingkan aku?

Maafkan aku ibu, licin sekali piring itu

.

Ibu mengapa matamu nanar tiap kali aku ingin mendekatimu?

Mengapa tanganmu terjulur selalu untuk menjewer bukan memelukku?

Hingga ku percaya keberadaanku adalah bayang semu

.

Ibu mengapa tanganmu terkibas kasar kala aku ingin menggapai hangat cintamu?

Katamu aku merampas masa SMA-mu

Membuatmu berkubang malu

.

Ibu mengapa engkau membenciku?

Mengapa api kemarahan terpancar jelas tiap kali engkau memandangku?

Salahku kah jika era mudamu terhempas nafsu?

Hingga aku hadir dalam rahim tanpa kau mau?

.

Ibu aku hanya rindu setitik belai kasihmu

Ku mohon jangan benci aku

Bagaimanapun engkau ibuku

Ibu….

Dengar pintaku