Masih ingatkah kau padaku? Pada seragam putih biru yang kita kenakan dulu? Kita diam saling melempar senyum, tak ada rasa. Namun diam – diam, ku akui kau telah mulai mencuri perhatian.
Masih ingatkah kau padaku? Pada debat panjang dalam bahasa asing yang tidak dimengerti murid lain? Tak peduli bagaimana semua mata memandang, kita hanyut dalam adu pendapat. Alot, panas, keras, sekeras kepalaku, tak ada yang mengalah. Kala itu semua orang juga tahu kita tidak sekedar berargumen, kita bertukar senyawa. Mantra cinta dilepaskan.
Masih ingatkah kau padaku ? Pada lapangan basket yang menjadi saksi bisu, kala bibirmu menyentuh dekik pipiku. Hanya sekejab, namun getarnya sangatlah hebat. Waktu itu, entah mengapa aku takut. Takut pada dosa, takut ketahuan mama, takut kau menganggapku apa. Tapi tak pelak, yang sekejab itu membuat malamku penuh dengan bunga.
Masih ingatkah kau padaku? Pada jerawat kecil di dahi yang sering kau goda? Pada rona merah di pipi tiap kali kita bertukar sapa? Pada PR yang pura – pura tak bisa agar kau bertandang menawarkan asa? Pada dering telepon di senja hari sekadar bertukar kata?
Masih ingatkah kau padaku?