Ngadi Saliro, Ngadi Busono

Saya sering mengantarkan mamak ke modeste untuk menjahitkan baju saat kecil dulu. Busana mama saya banyak banget dan rata-rata luar biasa: kain sutra yang dijahit halus menjadi kebaya (lengkap dengan selendang dan bross-nya), songket dengan taburan payet cantik yang memesona hingga pakaian-pakaian kerja batik yang anggun.

Selain busana, mama saya juga senang memesan sepatu. Saya ingat, sering kali sepulang gereja kami pergi ke tukang sepatu di daerah Cipinang. Mama memesan customed shoes berbahan kulit dengan model dan warna yang ia sesuaikan ke pakaian yang ia jahitkan. Kalau mamak lagi ada rejeki banyak, saya juga boleh memesan sepatu di sana. Whoa, buat anak kelas 4 SD ini sungguh menyenangkan sekali! Punya sepatu model unik dan eksklusif: cuma ada satu, saya doang yang punya. Hehehe. 😛

Mama yang memiliki darah Jawa tulen, memegang dengan teguh falsafah Ngadi Saliro, Ngadi Busono yang artinya tau menempatkan diri di mana pun berada baik tata krama, rias dan busana. Mama tau gimana membawakan diri saat mendampingi bapak saya temu bisnis atau saat mengajar di sekolah. Tiap kali mereka dulu mau kondangan atau gala dinner, saya selalu ternganga karena mama dan bapak saya selalu cakep. Hehehe. Rapi banget, anggun banget. Bahkan set perhiasan-nya pun setumpuk dengan banyak warna. Saya ingat, dulu mama sering pesan batu safir atau kecubung dari Kalimantan sana lalu dipasangkan dengan emas. Meskipun selera berpakaian kami berbeda tapi saya selalu menyukai cara mama berpenampilan. Hampir nggak pernah underdress deh, kalo overdress keknya sering 😀 :mrgreen: .

Anw, kata mama, ini bukan soal hanya fokus sama penampilan tapi tahu bagaimana menghargai diri sendiri dengan busana yang baik dan menghormati orang lain yang akan ditemui atau orang baru yang berpotensi ditemui. How would people respect/value you if you don’t respect yourself? Setuju, Maaaaak. Hehehe. Tambahan dari sisi saya, selain falsafah Ngadi Saliro, Ngadi Busono itu, buat saya berpakaian pantas dan merias diri itu bikin mood saya bagus. Mendongkrak kesenangan hati.

Baca juga:

I love putting on make up to my face. It looks good, I feel good

Mengalir

Mungkin dari darah Mama saya itu mengalir juga kesukaan saya akan pakaian dan sepatu (kalau make up sih mama saya kurang suka malah seringnya ngomel ngeliat saya merias diri waktu remaja dulu 😛 ). Jadi saya terbiasa mengatur apa yang saya kenakan bahkan hingga seminggu ke depan.

Jika saya keluar kota, maka saya akan minta itinerary dan bocoran siapa yang akan saya temui atau siapa audience-nya. Dengan begitu saya tau menyesuaikan pakaian. Mulai dari sepatu, aksesoris gelang, kalung bahkan hiasan rambut sudah saya siapkan.

Saya terbiasa menyusun itinerary pakaian seperti ini jika keluar kota, calling it as apparel management. Ribet? Enggak ah. Saya tinggal kirim ke mbak yang ada di rumah dan ia langsung menyiapkan alias packing deh. Saya tinggal pakai aja. Easy peasy. Atau bisa juga saya nggak merasa ribet karena udah terbiasa lihat mamak begitu. I live with that kind apparel arrangement, it’s in the blood.

Minggu depan saya akan dinas keluar kota lagi dan tentu saja list pakaiannya sudah saya siapin, si mbak tinggal packing saja. Ohya mbak yang ini sudah lama bareng saya, jadi kalo lagi repot banget, saya gak sempat bikin list kayak di atas. Cuma bilang ada berapa acara formal dan non formal lalu ia aturkan packing. I trust her that much, she knows my styles and preferences. Bisa dibilang she’s kinda my back bone at home. I guss I am lucky that God gives me that kind of person to be my mbak. 😊 Hidup jadi ringan hehehe.

Anw, have a great day everyone, apakah kamu menerapkan falsafah Ngadi Saliro, Ngadi Busono juga?

2 respons untuk ‘Ngadi Saliro, Ngadi Busono

Komentar ditutup.