Merindu

Celotehku teredam kilat dan guntur di luar sana, seperti hiasan di lepas samudera. Sedikit malas aku melamun dekat daun jendela, ditemani rinai hujan bercengkerama. Mengapa kamu melamun begitu, ia membuka percakapan. Aku dikoyak kangen jawabku pendek.

“Ah engkau sedang merindu. Pada siapa?” tanya sang rintik hujan lagi.

Belum sempat aku menjawabnya rinai hujan tak terdengar lagi kicaunya, tergantikan pelangi. Namun aku sedang tak ingin mengagumi. Aku terbelenggu rindu. Rasa itu muncul tiba – tiba, menyergap jiwa yang gulana. Menawan hati, membangkitkan emosi. Mengalirkan gejolak aneh kedalam otot – otot jantung hingga berdetak lebih cepat. Aku berdebar – debar. Aku merindu. Aku ingin bersenda gurau dengan kicau burung dan terjalnya tebing. Aku ingin kamu.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s