Dua

Dan aku terdiam di ujung malam, dengan sayu wajah sepucat rembulan.

Berkilat ditempa temaram cahaya bayang.

Inikah rindu?

Astaga  ia ternyata kuat seperti maut…

Tak dapat dicegah, tak mampu dilawan.

Dan aku ada di persimpangan….

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s