Tag: poetry
#7 Fenomena Senja
Senja dihatiku datang terlalu cepat
Meliukkan rasa semburat
Bukan, bukan aku tak gembira
Hanya saja aku ingin semua
.
Aku ingin lagi
Aku ingin ulangi
Aku mau malam-malam penuh peluh
Dimana tubuh kita menindih, memagut,
Dengan lenguhan keras jatuh bersimpuh
Penuh hasrat
Penuh birahi
Penuh rasa tak ingin berhenti
.
Senja dihatiku datang terlalu cepat
Meliukkan rasa semburat
Aku diam tak berucap
Mungkin aku hanya ingin kau tak pergi
Malam ini
Aku ingin ulangi
#6 My Lollipop
How can I say no when your gentle lips press upon mine?
Leave me with all the pounder in pine
How can I refuse when your bright eyes ask me to line?
Put my heart flatteredbut not fine
.
Oh baby, please tell me how can I hate you?
When all you bring is far from bitter, even not near to clutter
You make summer all year long in my days
Never argue or make any case
You are the sweet in a candy
The tender in a baby
The sparks in a jewelry
How can I hate you?
I’m knelt down, I love you.
#5 Tentang Kita
#4 Kupu-Kupu

Senja dimatamu. Bergulung bersama takdir yang tak menentu. Manakala lembaran merah Soekarna-Hatta. Berpindah tangan dari si belang ke dalam bra. .
Senja dimatamu. Kan terus pilu. Kamu, terjebak diantaranya. Tersedot ke dalam pusaranya. Tak berdaya.
#3 Mati Tanpa Suara
Kemarin aku berpapasan dengan angin
Ia memaksaku bicara tentang kamu
Tentang hasrat, tentang mimpi, tentang rasamu
.
Dan aku benci pembicaraan itu Menggurat luka, menyemai duka Merusak suasana .
Tapi aku tak pernah mampu menolak bujuk rayunya Jadi walau terluka Aku tetap bicara Bercerita tentang kamu, tentang cinta, tentang kita .
Kamu dengan angkuhmu Dengan harga diri dan egomu Menggilas rapuh kalbu Mencabut semua akar hidup yang aku ampu .
Kamu dengan keras hatimu Membiarkan aku menangis dalam kelu Kamu dengan kepala batumu Menyiksaku dalam bisu .
Enam tahun berlalu Luka itu menjadi residu Dan kamu mati didalam kepalaku Atau aku yang mati berkalang sendu?
Dan aku benci pembicaraan itu Menggurat luka, menyemai duka Merusak suasana .
Tapi aku tak pernah mampu menolak bujuk rayunya Jadi walau terluka Aku tetap bicara Bercerita tentang kamu, tentang cinta, tentang kita .
Kamu dengan angkuhmu Dengan harga diri dan egomu Menggilas rapuh kalbu Mencabut semua akar hidup yang aku ampu .
Kamu dengan keras hatimu Membiarkan aku menangis dalam kelu Kamu dengan kepala batumu Menyiksaku dalam bisu .
Enam tahun berlalu Luka itu menjadi residu Dan kamu mati didalam kepalaku Atau aku yang mati berkalang sendu?
#2 Hujan
Lihat, riang aku berdansa dengan ombak
Musnah duka
Hilang airmata
Kularung gulana dalam cawan samudra
.
Bersama hujan rohku kan menari Bersulang untuk indahnya hidup yang tlah terlewati dan masa depan yang ceria menanti
.
Bersama hujan rohku kan menari Bersulang untuk indahnya hidup yang tlah terlewati dan masa depan yang ceria menanti
#1 Mencintaimu
Pernikahan ini adalah sebuah perjalanan pendewasaan diri
Membawaku melalui ruang kehidupan penuh sisi
Dengan banyak lorong berliku;
Sering pelangi, kadang juga jamu
.
Tapi perjalanan ini terasa lebih mumpuni Karena kamu setia disisi Menawarkan lengan menggandeng tangan Menyodorkan rasa berbagi canda .
Pernikahan ini adalah sebuah perjalanan pendewasaan diri Membawaku naik ke dimensi kehidupan yang lebih tinggi Mari arungi perjalanan ini bersama, bersisian dengan selubung asa Aku menikmati setiap jengkal langkah yang kita ayun bersama Sejatinya, engkaulah seluruh perjalanan hidupku itu sendiri.
Tapi perjalanan ini terasa lebih mumpuni Karena kamu setia disisi Menawarkan lengan menggandeng tangan Menyodorkan rasa berbagi canda .
Pernikahan ini adalah sebuah perjalanan pendewasaan diri Membawaku naik ke dimensi kehidupan yang lebih tinggi Mari arungi perjalanan ini bersama, bersisian dengan selubung asa Aku menikmati setiap jengkal langkah yang kita ayun bersama Sejatinya, engkaulah seluruh perjalanan hidupku itu sendiri.