So in a one hot afternoon me and Abang had this weird conversation. That conversation which can trigger deeper love to bloom 🙂
” Abang kaosnya bau.”
Yang di-complained pun menengok. Setelah membaui tubuhnya sendiri, Abang pun menyanggah, “Bau kamu, kan cuma meluk kamu.”
Mendengar jawabannya saya pun protes, “Enggak, ini bau keringat begini. Kayak wedus deh!” Dengan mulut mecucu kesal, saya balik bertanya, “Emangnya aku wedus?! Huh.”
And then he hugged me and I kept on smiling when the words “aku bau kamu” recurring in my mind