Bahasan soal berat badan anak itu bahasan yang sensitif buat sebagian ibu-ibu, khususnya buat saya 😛 Kalau ada yang komen ke saya gini: “eh anakmu kok kurusan sih? Lho, anakmu abis sakit? Mukanya tirus gitu…” Atau komentar halus yang bilang, “Wah anakmu panjang ke atas ya, nggak ke samping.” Errrrr… Anuh… Kadang saya merasa insecure. Nggak ngerti deh kenapa. Mungkin, saya masih terikat pola lama bahwa anak sehat itu anak yang gemuk.
Padahal… Apa iya anak gemuk itu sudah pasti sehat dan anak kurus pasti kurang gizi?
Jawaban pertanyaan klasik itu saya dapatkan waktu saya menghadiri acara Nutritalk dengan tema “Sinergi Pengetahuan Lokal dan Keahlian Global bagi Perbaikan Gizi Anak Bangsa.” Di dalam event tersebut dibagikan contoh-contoh pengalaman di berbagai negara baik negara maju maupun negara berkembang terkait pengoptimalan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hadir sebagai pembicara adalah Dr. Martina Alles, direktur Developmental Physiology & Nutrition Danone Nutricia Early Life Nutrition, Belanda dan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, Guru Besar Tetap Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia, IPB.
Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Anak
Dr. Martine Alles berbagi data perubahan pertumbuhan di Belanda di mana dalam kurun waktu 42 tahun dari 1955 s.d. 1997 terjadi peningkatan rata-rata tinggi badan yaitu 10cm dan 3370 gram pada berat badan lahir. Penyebab utama terjadinya peningkatan pada tinggi dan berat badan tubuh adalah:
- Perbaikan gizi dan kesehatan anak (yang dimulai dari saat janin di dalam kandungan);
- Kebersihan;
- Berkurangnya besaran keluarga.
Banyak orang sering salah kaprah, dikiranya gizi bayi itu perlu mulai diperhatikan saat bayi lahir. Padahal 1000 hari pertama kehidupan yang merupakan periode pertumbuhan pesat itu dimulai dari saat ibu mengandung. Nah, yang akan merencanakan kehamilan, boleh lho mulai mempersiapkan tubuhnya dengan dilengkapi gizi yang baik. Ohya, ditambahkan oleh Prof. Dr. Ir. Hardinsyah bahwa pemenuhan gizi yang seimbang terutama bagi calon bumil, bumil, busui dan balita difokuskan pada zat gizi yang masih defisiensi seperti protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, Vit. A, Vit. D dan Asam Folat. Pastikan kita mengkonsumsi makanan yang bervariasi agar kebutuhan gizi terpenuhi.
Defisiensi Vitamin D
Yang lucu, negara kita itu negara tropis di mana sinar matahari berlimpah-limpah setiap tahunnya tapi…. Ternyata banyak yang kekurangan Vitamin D. Lha kok bisa? Ya, bisa aja kalau pengetahuan kita tentang zat gizi dan vitamin minim.
Tahukah kamu bahwa salah satu zat gizi yang sangat memengaruhi kualitas pertumbuhan anak adalah Vitamin D. Kurangnya Vitamin D dapat berakibat pada pelunakan dan pelemahan tulang. Vitamin D yang didapat dari makanan akan maksimal jika terpapar sinar matahari dengan dosis dan waktu yang tepat. Waktu terbaik untuk berjemur adalah mulai pukul 06.00 s.d. 13.00. Tentu saja untuk bayi tidak boleh terpapar langsung tapi perlu selubung. Berjemur cukup 3-4x seminggu masing-masing 20 menit. Yang penting adalah konsistensinya. Bener sih,, lha kalo seharian berjemur ya kulit melepuh toh? 😀
Balik lagi ke soal gemuk dan kurus…
Menurut Dr. Martine Alles, anak balita yang perkembangannya melebihi batas normal kurva pertumbuhan WHO (Growth Chart) riskan terkena diabetes saat dewasa. Sementara balita yang tumbuh di bawah kurva dapat mengalami malnutrisi yang berdampak pada kesehatan secara fisik serta tersendatnya pertumbuhan tingkat intelektualnya. Growth Chart ini berbeda tiap anak tergantung panjang dan berat badannya saat lahir. Tidak bisa dipukul rata. Anw, setelah tau ini saya agak lega karena walaupun #BabyBoy terlihat tirus tapi kurva pertumbuhannya masih dalam batas normal.
Hmmmm… Menurut saya, jadi ibu itu susah-susah gampang yaaaa 😀 Anak kurus salah, gendud juga salah. *tepok jidat* Errr…. Kalau boleh jujur sih, sebenarnya yang repot tuh nanggepin komentar orang-orang. Hahaha. Jadi kaum Hawa di luar sana, sudahlah yaaa… Tugas Ibu itu udah berat, plis jangan ditambahi dengan komentar-komentar soal berat badan. Bikin jantung kayak diketok palu tauuu…
Anw, saya bersyukur datang ke acara Nutritalk ini. Awalnya saya kurang aware soal gizi. Saya pikir, yang penting anak makan kenyang ya cukup. Ternyata kecukupan gizi dan vitamin yang didapatkan dari variasi makanan itu penting pake banget. (Duh, kemana aja lu, Kaaaa >.< hahaha). Untunglah menu makanan #BabyBoy cukup bervariasi karena saya bikin jadwal menu. Tapi dulu sih, alasan bervariasinya bukan karena kandungan gizinya tapi biar #BabyBoy nggak bosen dan pengasuh di rumah nggak pusing pas mau masak. Hahaha. Setelah datang ke event ini, mata jadi melek. Mau bikin jadwal makan buat BabyBoy dengan lebih teliti ah 😉
Salam Nutritalk! ^_^
xixiixi…emang kadang kudu tutup kuping 😀 lapo dengerin orang.. xixixi..yang penting masih digrowth chart bagus ^^
aku juga pake jadwal…kalo ga pake, bisa bikin lain2 yang g direncanakan xD
sehat2 yaaa sebastian :* :*
Mesti beli tutup kuping kayaknya nih akuuuu 😀
Anakku malah dibilang ati2 kegemukan mbak xD