Dear Rosita,
Hai kamu.. Apa kabarmu di sana? Tadi aku lelah dan penat banget di kantor. Otw pulang nyetir sendirian trus radio keparat di mobil muterin lagunya Oasis, Don’t Look Back in Anger. Lagu kesukaanmu, Ros. Inget nggak pas pensi bulan bahasa di kampus, kita berdua duduk di pantai lalu kayak orang bego nyanyi teriak-teriak lagu ini dari pinggiran panggung?
Kamu tau, Ros? Begitu lagu itu berkumandang, tanpa sadar jemari ini otomatis memencet nomor ponselmu. Karena aku kangen sama kamu, Ros. Kangen ngobrol dan cerita-cerita gaje. Tapi kenapa nggak ada nada sambung? Kenapa yang ada hanya suara voice mail yang bilang nomer telepon yang anda putar salah?! Sejenak aku tertegun dan baru sadar bahwa engkau sudah pergi meninggalkanku tahun lalu.
Rosita… Rosita… Rosita… Apa kabarmu di sana? Ragamu boleh pergi, tapi kenangan persahabatan kita akan terus abadi. Aku memang masih belum terbiasa akan kepergianmu… Mungkin lebih tepatnya… Aku belum bisa.
Rosita Imelda Rempen, engkaulah sahabat sejatiku. Sahabatku yang paling tau diriku bahkan relung paling dalam hatiku yang tidak pernah aku buka kepada siapapun. Kangen Ros. Plis jangan marah karena sekarang aku terisak-isak sendirian mengenangmu.
Sahabatku, may you rest in peace. I miss you so much!
4 respons untuk ‘Apa Kabarmu di Sana? ’