Kemarin saya jalan-jalan berdua Basti. Saya menyetir dan Basti duduk manis di car seat-nya di bangku belakang. Sementara jalanan macet, buat mengusir kebosanan saya dan Basti pun main tebak-tebakan.
“Can you count how many trucks are there?” Tanya saya sambil menunjuk ke arah depan.
“One… two.. three…” Basti mulai menghitung. “Four mami, I see four trucks!” Teriak Basti setelah kepalanya tengok kanan kiri mencari truck. Saya terkekeh mendengarnya. Kemudian percakapan kami lanjut lagi…“How many yellow trucks do you see?”
Lalu Basti pun menghitung lagi. Begitu seterusnya tinggal obyeknya diganti jadi mobil merah, bus biru atau apa yang ada di jalan deh 😛 Hihihi. Permainan sederhana yang seru dan efektif buat mengalihkan perhatian dari macet dan bosan. Basti jadi nggak cranky selama perjalanan.
———
Sampai rumah, tak sengaja saya membaca artikel di Baby Centre tentang How to Raise a Child who Loves Math. Di dalam artikel itu dikatakan bahwa salah satu cara untuk menumbuhkan minat anak terhadap matematika adalah dengan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bisa di jalan, di supermarket atau bahkan di dalam rumah. Lha kok sama dengan apa yang saya dan Basti lakukan. Tanpa sadar ternyata kami sudah belajar matematika. 😀 Hahaha.

Belajar Matematika untuk Balita melalui kegiatan sehari-hari. Saat Basti lagi asyik sama legonya, saya minta ia menghitung ada berapa lego berwarna biru, merah, pink dst di legonya. Berhitung pun jadi menyenangkan ^_^
Trus apalagi sih kegiatan sehari-hari yang bisa dijadikan media anak buat belajar matematika dengan menyenangkan? Saya bagi di sini kegiatan saya dan Basti: Belajar Matematika Melalui Kegiatan Sehari-hari:
- Main berhitung di mana pun dan kapan pun. Saat lagi di mobil, jalan pagi atau pas sarapan di rumah. Basti senang menghitung buku cerita atau mobil-mobilannya. Kalau lagi sarapan, kadang saya minta ia menghitung lauknya seperti tempe atau ayam yang ada di piringnya. Basti paling sebel kalau saya suruh menghitung ikan teri. “One, two, three.. wow so many mami!” Begitu pungkasnya kalau dia udah malas ngitung 😛 (Well, ini emaknya juga sih yang keterlaluan, lha ikan teri kecil-kecil banyak gitu suruh ngitung. Hahaha). Atau saya ajak ke supermarket dan minta Basti menghitung buah-buahan yang saya masukkan ke dalam trolli. Anaknya hepi banget deh begini Hihihi.
- Main tebak-tebak angka di jalan. Biasanya kalau lagi macet, saya cari-cari billboard atau stiker besar lalu bilang begini, “I see number 2. Can you find it?” Dan Basti pun celingukan cari angka tersebut 😀 kemudian kalau ketemu, gantian Basti yang menyuruh saya mencari angka yang ia sebutkan.
- Bermain pola warna. Saya membeli sendok plastik warna-warni lalu saya jejer sendok pink, kuning dan hijau bergantian kemudian saya minta Basti menyusun berdasarkan pola warna tersebut. Ending-nya tetep main hitung-hitungan abis itu. Hahaha.
- Bermain mengenali bentuk (segitiga, persegi panjang, kotak, dst.) Biasanya sih dari gambar di majalah atau koran, saya minta Basti mencari bentuk-bentuk tertentu yang ada.
- Membuat perbandingan. Main besar-kecil, tinggi-pendek, dst dari obyek yang ada di sekitar kita. Pertanyaan sederhana aja. Gelas mana yang lebih besar ya? Atau piring mana yang lebih kecil?
- Tambah Kurang Sederhana. Biasanya pakai kue atau biskuit 😀 Biar Basti semangat karena habis main dia tahu dia bisa makan kuenya hahaha. Saya bilang saya punya 4 kue, kalau saya kasih opung 1, lalu sisanya ada berapa? Tentu saja itu 4 kue dijembreng di piring lalu diambil 1 ya. Abis itu Basti hitung deh. Sederhana banget, tambah dan kurang ini nggak lebih dari angka 10.
Permainan-permainan ini sederhana banget but brings lotta joy at home ^_^ semarak deh kalau lagi belajar matematika (tanpa sadar) begini. Hahaha. Yang pasti saya berusaha mengenalkan konsep matematika yang terkait dengan dunia nyata, jadi nggak ngawang-ngawang.
Apa Nggak Terlalu Dini Mengenalkan Matematika ke Anak?
Saya pikir tidak. Penting buat mengenalkan konsep matematika ke anak sejak dini dengan cara menyenangkan dan tanpa tekanan (they will get the pressure in school later on hahaha). Matematika adalah hal dasar yang perlu dipelajari setiap anak karena dengan matematika maka anak sekaligus mempelajari kemampuan untuk menganalisa, berpikir sistematis, logis dan kritis. Kuncinya sih dilakukan dengan cara menyenangkan dan dalam kondisi bermain.
Matematika memang nggak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Well, pas ke pasar beli sayur atau ke bengkel bayar reparasi kan perlu hitung-hitungan juga toh? Matematika dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menumbuhkan rasa suka terhadap matematika dan mengembangkan ketrampilan ini dari sejak dini, semoga pas udah sekolah nanti anak bisa lebih mudah dan nyaman memahami geometri atau konsep hitung yang lebih kompleks.
Kalau Anak Nggak Suka Matematika Gimana? Masa dipaksa Belajar?
Iya, saya paham banget bahwa ada anak yang memang berbakat matematika dan ada yang tidak. Tapi ini kan baru menumbuhkan minat terhadap matematika aja. Matematika dasar dimulai dari angka, pengelompokan dan perbandingan aja kok. Do it in a fun way so kids don’t realize it. Seperti main-main tadi. Pengalaman saya pribadi, saat SMA saya sadar kalau minat saya nggak ada kaitannya dengan matematika. Karena pas SMA itu, saya membutuhkan usaha ekstra setiap kali pelajaran matematika datang. Pas SD dan SMP sih saya nggak terlalu masalah dengan matematika (walaupun nilainya juga pas-pas.an sih) hahaha. Namun, matematika dasar tetap perlu dipelajari, ya seperti yang saya sebutkan di atas, dengan matematika anak belajar menganalisa, berpikir sistematis, logis dan kritis.
Selamat Hari Jumat, Moms. Ada ide atau kegiatan sehari-hari lain yang biasa dilakukan untuk belajar matematika? Share doms.
Wow! Interesting!
Boleh yaa ide bermain belajarnya aku sontek buat Danisha-ku yg baru 3 tahun?
Btw, how old is Basti?
He has a very good English command!
Mom, you rock!
Basti umurnya 3 tahun sekarang Mbak. Sama ama Danisha nih.
Monggo silakan bermain sambil mengenalkan konsep matematika. Have fuuun!
Inilah bedanya kalau mamanya pinter, anak juga tersistematis belajarnya.
Jadi ingat ponakan dulu belajar berhitung, saking semua di otaknya, mumet juga kali. satu dua tiga sepuluh… hahaha…. tapi kalo dalam bahasa Jerman dia lancar.
Hahahaha ya ampun kaaak. Aku jadi GR dipuji gini hehehe.
Biasa itu kak kalo anak bilingual, pasti ada satu bahasa yang dia lebih unggul. Hehehe
done followed, salam kenal mba