Lebih Enak Pakai Clodi atau Pospak?

Bersih-bersih lemari itu ibarat membuka album foto kalau menurut saya. Kenapa? Karena saat melihat suatu pakaian maka kenangan akan momen atau ingatan yang melekat padanya juga ikut hadir. Contohnya seperti kemarin saat lagi bersih-bersih lemari Basti, selain kaos dalam kekecilan, piyama nggantung, saya juga menemukan hampir 2 lusin clodi (cloth diaper). Hati saya hangat teringat kembali momen-momen waktu Basti masih kecil dulu. Gimana dia cuma bisa nangis saat lapar atau pasrah aja kalau didandanin sampai gimana ia belajar berdiri. Rasanya baru kemarin lho Basti merangkak mengenakan clodi, eh ya kok sekarang udah lari-lari bahkan  ngebut naik sepeda 😀 Ah, waktu cepet banget berlalu ya…. Makanya saya tuh nggak pernah deh bisa cepet kalau bersih-bersih lemari. Biarpun lemarinya kecil tapi kan kenangannya besar 😛 hehehe. Kadang bisa butuh waktu cukup lama hanya buat beresin satu lemari baju 4 shelves doang. Benar kata orang bahwa

“Memories are timeless treasures of the heart.”

Review kelebihan dan kekurangan dari penggunaan clodi dan pospak

Ohya, ngomongin clodi, walaupun menggunakan clodi bukan berarti saya anti popok sekali pakai alias pospak alias popok kertas (kadang orang Indo langsung nyebut merk seperti Pampers, Goon, Mamypoko, Merries, dst.). Saya mengombinasikan keduanya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dari pagi hingga sore saya mengenakan Basti clodi lalu di malam hari supaya tidurnya nyenyak dan tidak terganggu saya menggunakan pospak.

Seingat saya, Basti mengenakan  clodi dari usia 2 bulan karena saya baru tau soal ini setelah Basti dikadoin teman saya clodi. Hahaha. Setelah uji coba mengenakan Clodi dan Basti nyaman (saya juga nyaman) lalu saya nyicil beli clodi. Setiap bulan saya beli sekitar 4-6 clodi hingga total punya 20 buah clodi. Clodinya sendiri cukup nyaman dan memang bisa digunakan hingga anak berusia 2 tahun karena terdapat kancing-kancing yang bisa diatur sesuai besarnya bokong dan pinggang anak.

Buat para calon ibu atau ibu muda yang lagi nimbang-nimbang mau pakai clodi atau pospak, mungkin pengalaman saya menggunakan baik clodi dan pospak bisa jadi bahan masukan. Saya jabarkan kelebihan kekurangan pospak dan clodi, tentu ini versi saya ya jadi personal dan bukan berlaku umum.

Kelebihan Pospak:

  1. Praktis, enak juga buat dibawa-bawa apalagi kalau pergi ke gereja, arisan di rumah saudara atau malah pas travelling.
  2. Hemat air dan deterjen karena nggak perlu dicuci.
  3. Tidurnya bayi lebih pulas karena pospak kan bisa menyerap pipis lebih  banyak dan lebih kering jadi lebih nyaman. Beberapa malah bisa tahan hingga 8 jam jadi bayi nggak kebangun atau rewel karena popoknya basah dan minta diganti. Ini pun artinya ortu pun tidurnya nggak keganggu. 😀

 

Kekurangan pospak:

  1. Tidak ramah lingkungan, butuh antara 100-200 tahun untuk sebuah pospak dapat terurai, hampir mirip plastik. 😦
  2. Mahal (dibandingkan clodi). Memang sih belinya sebulan paling berapa sih tapi jika dikalikan sampai anak toilet training ya lumayan juga jatuhnya.

Kekurangan Clodi:

  1. Agak repot karena mesti dicuci. Buat yang mengurus rumah tanpa bantuan ART tentu ini jadi PR sendiri.
  2. Di musim hujan perlu stok clodi yang banyak karena butuh waktu yang cukup lama buat kering. Saya tidak mencuci Clodi dengan mesin atau masuk mesin pengering melainkan pakai pakai tangan biar awet.
  3. Boros air dan deterjen.

Itu tadi kekurangan clodi, sekarang mari kita bahas kelebihannya. Kelebihan Clodi versi EKA:

  1. Lebih hemat karena cukup modal beli agak banyak di awal-awal namun bisa dipakai hingga umur 2 tahun. Bahkan bisa dilungsurkan ke adik segala.
  2. Go Green alias ramah lingkungan sebab tidak menambah limbah kotoran seperti pospak.
  3. Motif Clodi lucu-lucu.
  4. Secara tidak langsung mengajarkan toilet training sejak dini.
  5. Kemungkinan terjadi ruam lebih kecil karena minim bahan kimia.
  6. Bisa direparasi gratis untuk merk-merk tertentu.

Clodi dan Toilet Training

Salah satu kelebihan Clodi yang saya suka banget itu ya soal secara tidak langsung mengajarkan toilet training. Clodi maksimal menampung 2-3x pipis, rasa tidak nyaman saat clodi penuh ini dijadikan momen untuk mengajarkan bahwa pipis itu di kamar mandi. Nah karena cuma bisa menampung antara 2-3x pipis maka Clodi memang harus sering diganti yang imbasnya anak pun alert soal pipis dan bahwa popok harus sering diganti. Pengalaman ini membuat saya mudah mengenalkan konsep kalau pipis di kamar mandi kepada anak. Tentu pengalaman ini bisa berbeda antara satu ibu dan ibu lainnya ya, tapi ini pengalaman saya.

Lanjut cerita soal clodi, seperti yang tadi saya bilang bahwa pada usianya yang ke-2 bulan Basti mulai pakai Clodi di siang hari dan pospak di malam hari. Lalu di usianya yang ke-12 bulan alias satu tahun Basti langsung mengenakan celana (tanpa clodi atau pospak) di siang hari, hanya malam hari saya masih mengenakan pospak. Di umurnya yang ke-1 tahun ini saat mau pipis di siang hari Basti sudah bisa jalan menuju kamar mandi. Basti agak telat ngomong jadi dia nggak bilang mau pipis tapi gerak tangannya udah pegang-pegang celana, kemudian ia jalan sendiri menuju kamar mandi. Nggak selalu sukses pipis di toilet sih, kadang udah jebol ngompol di depan kamar mandi 😀 hehehe. Tapi saya puas karena konsep bahwa kalau pipis itu di toilet sudah dikenal Basti dari usianya satu tahun.

Nah, tepat di usianya yang ke-2 tahun Basti udah nggak pakai pospak sama sekali dan nggak ngompol pas malam. Soal toilet training-nya di malam hari ini bakal saya tulis terpisah deh ya, karena penuh drama (antara emak dan bapaknya, kalo anaknya sih malah santai). Hahaha.

Merk-merk Clodi

Ada banyak banget merk clodi yang bisa jadi pilihan, ada yang lokal dan yang impor. Saya pernah mencoba membeli yang impor merk Charlie Banana tapi ternyata kurang suka karena kegedaan dan agak geser-geser gitu insert-nya. Nah, waktu itu teman saya ngadoin merk lokal Pempem! (iya pake tanda seru nulisnya), dan saya cocok. Akhirnya nggak mau pindah ke lain hati, saya selalu pakai Pempem! Mana pas 2014 lalu harganya terjangkau banget dibandingkan dengan yang impor yaitu antara Rp. 70.000 – 85.000 tergantung motif dan jenis insert. Kalau sekarang kemungkinan sudah naik karena inflasi ya. Ini kan harga 4 tahun lalu.

Pempem! Clodi lokal kesukaan saya. Foto ini dikirimin sama online shop tempat saya belanja. Cuma lupa waktu itu yang mana >.<

Enaknya Pempem tuh motifnya lucu-lucu dan banyak lalu free reparasi untuk karet dan perekat. Tentu ada TnC nya yah, tapi saya udah pernah coba reparasi baik karet dan perekatnya. Tinggal kirim ke alamat yang ditunjuk dan beberapa hari kemudian dikirim balik dalam kondisi baik. Wah, suka banget! Saya nggak tahu merk Pempem! ini masih ada atau enggak, semoga aja masih karena saya puas banget pakenya.

Tips menggunakan Clodi:

  1. Sama halnya seperti pospak maka beli dulu beberapa jenis merk untuk tahu cocoknya yang mana. Cukup beli 1 setiap merk biar nggak buang-buang duit kalo nggak cocok. Hehehe.
  2. Beli insert lebih banyak karena insert itu lebih lama keringnya dibanding clodi pants.
  3. Cuci dengan tangan supaya lebih awet dan ikuti petunjuk pencucian (setiap merk agak beda).
  4. Jemur di tempat yang benar-benar panas untuk menghindari jamur.

Baca juga:

Tips dan Pengalaman Toilet Training anak di Umur 2 tahun

Tips Mencegah Ruam Popok

Ide kado Ulang Tahun Anak

 

OOT Dikit soal Clodi

I have no idea since when a disposal diapers is commonly called Pampers in Indonesia 😀 . Jadi kalau di sini, in stead of  bilang pospak maka orang-orang cenderung bilang pake Pampers. Kalau dalam ilmu Bahasa Indonesia, fenomena ini disebut metonimia yaitu kecenderungan menggunakan suatu merk (yang sudah popular) untuk merujuk suatu benda. Contoh lainnya ya bilang Indomie untuk mie instant, Softex untuk pembalut wanita, menyebut Odol untuk pasta gigi dan masih banyak lagi.

Fenomena Metonimia ini terjadi karena merk produk tsb sudah melekat hingga kea lam bawah sadar masyarakat atau bisa saja produk tersebut adalah produk pertama (pionir) yang muncul. Contohnya Molto untuk pewangi pakaian. Nah, kalau udah sampai melekat ke alam bawah sadar gini, saya pengen kenalan sama markomnya deh. Hehehe.

Balik kali ke Clodi dan Pospak, jika Tuhan mengizinkan saya hamil lagi dan memunyai anak bayi, saya akan menerapkan hal yang sama seperti pada Bastid ulu. Kombinasi penggunaan clodi dan pospak.

 

Gimana dengan ibu-ibu? Mau pake Clodi, Pospak atau Kombinasi?

Iklan

28 respons untuk ‘Lebih Enak Pakai Clodi atau Pospak?

  1. ndu.t.yke berkata:

    Masih adaaaa si Pempem. Anakku yg besar masih pake yg snap 1. Yg kecil pake yg velcro/prepet 4. Trs ada 2 yg ga kepake krn velcronya lepas jahitannya. Abis ini kayaknya yg velcro mau direparasi semua. Skrg Pempem makin murah lho (kayaknya ga sampe 53rb deh udah incl. insert Litty). Dan insert Litty nya itu andalan bgt krn relatif lekas kering.

  2. miramiut berkata:

    aku pake 22nya mba, kalau rajin aku pakai clodi hemat dan lucu lucu karakter warnanya. apalagi untuk yang mau toilet traning pakai clodi babynya bisa mengenal sensasi basah hahaha. tapi gak ribet pospak dan kalau lupa bawa clodi

  3. Bibi Titi Teliti berkata:

    Aku dulu juga gitu mbak,
    Siang pake clodi, malem pake pospak.
    Gak kuwat jiwaku kalo siang malem pake clodi jugak hahaha…

    Dan kayaknya aku juga termasuk generasi yang bilangnya mau beli pampers, tapi ternyata yang dibeli malah mamipoko hehehe

  4. ivonie berkata:

    Setahu saya kalau clodi kan ngirit detergen mbak? Saya pakai keduanya buat kedua anak saya, cuma yang anak kedua durasinya lebih pendek. Rencana clodi mau saya limpahkan ke adik kalau punya anak, sehingga biar gak lecek2 amat gitu hehhehe

    • Ceritaeka berkata:

      Itu perbandingannya sama pospak, Mbak. Kan kalo clodi pake detergent sementara kalau pospak gak pake.
      Wah berencana mau nambah lagi ya, Mbak? Semoga lancar yaaa

  5. prananingrum berkata:

    aku lbh suka pakai pospak sih mbak…tp ya selama ini selalu ngikutin aturan pake 4 jam ganti…hbs itu tak bersihin area sekitar pemakaian. tp pakainya jarang juga soalnya takut alergi kulit, jd pakenya pas pergi, pas musim hujan, pas si kecil bobok biar nyenyak…n ibunya juga nyenyak he he

  6. Dwi Sari berkata:

    Pengalaman ini mirip banget dgn adekku, usia setaun anaqknya sudah bisa pipis sendiri ke toilet kalo lagi pgn pipis. Dan rencanaku setaun tar mulai pakein dia clodi, daaaaan … Setelah ngebaca ini aku jd berpikir untuk memajukan rencanaku ituh. Karna gk mau si kecil lama2 pake pempers eh
    Tfs kesayangaaaan :

  7. Athaya Anthoni berkata:

    Halo Kak Eka, perkenalkan saya Athaya, mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad. Saat ini saya sedang melaksanakan tugas penulisan terkait inovasi popok sekali pakai, yaitu clodi. Setelah membaca review clodi di atas, saya bermaksud menjadikan Kak Eka sebagai narasumber saya. Kira-kira apakah Mba Eka bersedia? Terima kasih

    Salam,
    Athaya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s