“Let the past go and only hold the lesson.”
Hahaha, judulnya bikin merinding ya? Kesannya mantan saya banyak bingits gituuu 😀 . Anw, tulisan ini emang buat ngomongin mantan. Nggak tabu kok ngomongin mereka…
.
Well, I’ve been in a multiple relationships before I jumped in to a boat -which can not sail back to the shore- called marriage 😀 yet, these relationships taught me a lot about love and life. A lot!
So, if you ask me, “What did your ex(es) teach you?” There you go, here are the answers:
Ada mantan yang mengajarkan saya tentang menghormati pilihan suatu individu. Bertoleransi tanpa mempertanyakan apapun. Nggak pake syarat dia harus seagama, harus pinter, anak orang kaya atau gimana. Ya intinya sih, kalo sayang ya sayang aja. Nggak pake syarat atau embel-embel! Ia menyanyangi saya seapa adanya saya banget. Waktu itu saya masih umur 15 tahun, dengan pipi chubby penuh jerawat karena kelebihan hormon remaja, gigi tonggos karena belom dikawat, dan badan rada ndut. Nggak ada cakep-cakepnya deh (lha emang sekarang cakep? :p hihihi). Tapi ia menyanyagi saya sepenuh hati. Saya ingat, pas kami putus saya bisa lihat kesedihan mendalam di matanya. Kenapa putus? Karena pada akhirnya saya yang sadar kalo saya nggak bisa jalan sama orang yang nggak seiman. Tapi ia tetap saya kenang sebagai seorang yang penuh toleransi dan yang membuat saya menyenangi duku 😀 .
Mantan yang satu lagi mengajarkan saya tentang bagaimana menikmati hidup. Tentang melangkahi segala keteraturan dan lepas bebas menjalani apa yang dikehendaki. Rasanya puas banget menjalani hidup dengan penuh hura-hura. Liar, penuh tawa dan petualangan. Because of him, I learned how to ride motorcycle, hike a mountain, even listened to the music I have never heard before. Ia meracuni saya dengan U2, Radiohead dan Muse. Ia mengenalkan saya pada cerianya dunia anak band, pada lirik-lirik lagu yang romantis dan mendalam, juga kunci-kunci gitar yang bisa membuat nada dengan manis. Tapi lalu ada momen kosong yang panjang juga sih… We were young with big dreams (but unfortunetaly lack of responsibilities). So it came across to my mind kalo udah bosen senang-senang terus mau ke mana? Mau ngapain? Masa hura-hura terus? Menurut saya, mantan yang ini adalah mantan yang asyik buat jadi pacar, tapi terus terang nggak pas kalau jadi suami 😛 Wis, bubar. Hihi.

Mantan yang lain Baca lebih lanjut →
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.