Spread Love Not Hate

“Kamu tau apa arti kafir?””Tidak,” jawab saya bingung kenapa tiba-tiba saya ditanyai apa arti kafir.

“Sekarang ini kata kafir sudah dibuat lebay sama para politisi. Kalo kamu tidak percaya sama iman saya ya kamu itu kafir! Sama aja, kamu memanggil saya domba tersesat kan?” Katanya dengan nada bertanya yang agak meninggi.

Saya hanya tersenyum mendengarnya. Ada logical fallacy di sini; terjadi pengambilan kesimpulan secara deduktif dengan menggunakan frame pemikiran yang diinginkan; karena ia memanggil saya kafir maka saya memanggil dia domba tersesat? Lha kok jadi ia yang memutuskan hal itu? Memangnya ia itu saya?

Tapi yang terlebih penting dari itu semua adalah soal toleransi. Saya bersyukur saat masih SD dulu diajari oleh guru PMP untuk dapat bertenggang rasa dan memilah mana perkataan yang bisa dikatakan kepada semua orang dan mana yang untuk kalangan sendiri. Balik ke soal kofar kafir… Tidak, saya tidak tersinggung. Ini justru jadi tambahan reminder buat saya. Kalau kata John Lennon dulu, “marilah kita menjadi orang yang lebih banyak menyebarkan cinta daripada kebencian.”  Kata-katanya emang lawas, tapi masih kekinian buat digunakan. Ada penggemar John Lennon di sini?

Note: Ini foto lama yang diambil di Kalibiru, Yogyakarta tahun lalu. Fotonya emang lama tapi kisahnya sih baru-baru aja terjadi.

17 respons untuk ‘Spread Love Not Hate

  1. niee berkata:

    sebenarnya kafir itu masalah bahasa. Bahasa arab untuk panggilan non muslim. kayak semacam harry potter penyihir bilang muggle ke non magic.

    Seharusnya itu kata yg dipakai untuk sesama muslim. kalau udah kedengaran sama non muslim jadi terdenger mengejek. sama seperti snape yg selalu mengejek klo ngomong muggle.

    jadi intinya penempatan ya mbak.

  2. nh18 berkata:

    Tidak bermaksud untuk apa-apa
    namun saya merasa beruntung pernah bersekolah dan juga bergaul dengan kawan-kawan yang sangat beragam. Saya pernah sekolah di SD dan SMP Katolik, lalu kuliahpun saya masuk di Perguruan tinggi yang boleh dikata mahasiswanya berasal dari 27 propinsi (dulu masih 27). Dari Aceh sampai Papua.
    Sehingga saya secara tidak langsung sudah terekspose kepada keberagaman.

    Saya sedih melihat orang sekarang begitu ringan berkata kasar
    Saya berharap semoga apa yang terjadi bisa mendewasakan kita semua

    salam saya

  3. Tjetje [binibule.com] berkata:

    Karena manusia harus dikotak-kotakkan, maka ijinkan saya masuk ke dalam kotak kafir itu.
    Bagi mereka, saya memang kafir, tapi bagi saya, saya manusia biasa yang berjuang menjadi orang baik, tanpa perlu mengkotak-kotakkan manusia lain.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s