Here’s the truth, I don’t quite enjoy business trip. Perjalanan dinas itu menguras energi dan yang paling menyesakkan adalah bikin kangen rumah. Meski tidak ribut tapi kadang saya uring-uringan juga dalam hati. Capek.
Namun perjalanan dinas di bulan Oktober 2021 lalu memberikan perspektif baru buat saya. Ternyata perjalanan dinas (selain menyelesaikan pekerjannya) bisa memberi manfaat lain yang sungguh berharga. Membawa saya menyambung silahturahmi dengan banyak teman lama, yang sudah belasan tahun nggak ketemu, yang selama ini nggak ketahuan rimbanya. Bisa berjumpa. Berbagi kabar, meski sebentar. Bertemu muka dengan muka dan saling menatap. Sederhana, tapi sangat bermakna. It’s deep.


Pangkal Pinang, 6 Oktober 2021. Ketemu dengan Ita, teman kuliah dulu. Terharu sekali Ita betul-betul mengusahakan untuk bertemu dengan saya. Kebetulan jadwal di Pangkalpinang lumayan padat, namun ada satu hari di mana saya mengunjungi daerah Sungailiat, kurang lebih 2 jam dari Pangkalpinang dan begitu Ita tau, ia langsung meminta nomer telepon pengemudi untuk mengarahkan kami lewat rumahnya karena searah meski tidak sejalan.
“Pak, tolong lewat jalan **** supaya saya bisa ketemu Eka. Saya udah beli oleh-oleh jadi harus dimampirkan.” Kemudian telepon ditutup. Asli, saya terpana. Dan ketawa kecil sesudahnya. Ita “memaksa” supir buat mampir dengan bilang udah beli oleh-oleh. Bikin nggak enak hati kalau sampai menolak atau nggak mampir, kan? Dan akhirnya setelah kesasar muter-muter beberapa jalan (percayalah jalan-jalan di Sumatera itu beda banget sama di Jakarta, sepinya ajegile dan bikin deg-degan. Hahaha), saya sampai di depan rumah Ita.
Mata saya berkaca-kaca ketika ketemu. Ita masih sama seperti dulu saat kami satu kelas. Masih ceriwis, masih nyablak dan (wow ternyata) makin rame. Sebagai pembanding, saya ini termasuk orang yang rame tapi di samping Ita, saya bakal masuk kategori pendiam. Iya, segitunya Ita ini super talkactive. Hahaha.
Terima kasih sudah menyempatkan ketemu. Akhirnya kami berjumpa lagi setelah 18 tahun. Asli, merinding senang. Perjumpaan yang sangat singkat, tak lebih dari 10 menit, di pinggir jalan pula. Tapi melihat wujud Ita lagi setelah sekian lama, sehat dan gembira, benar-benar menyentuh hati saya.

Sorong, 14 Oktober 2021. Ketemu dengan Ocha. Begitu Ocha tau saya ada perjalanan dinas ke Sorong, ia menyempatkan mampir. Jadwal saya (lagi-lagi) cukup padat, jadi kami bukan bertemu di lobby hotel tempat saya menginap, tidak juga janjian di suatu kafe/restoran. Ocha nyamperin saya ke kantor salah satu perangkat daerah di Sorong yang menjadi tujuan saya bekerja. Ke kantor orang!
Terima kasih Ocha udah menyempatkan mampir (ke kantor orang). Akhirnya kita bisa bersua perdana setelah 11 tahun lalu colek-colekan di blog dan sesekali di Twitter. Senang sekali. Puji Tuhan bisa kopdar!

Jayapura, 20 Oktober 2021. Ketemu dengan Tiur dan Christian. Pasangan ini adalah teman gereja saya saat masih lajang dulu. Gils, sudah belasan tahun lampau berlalu dari terakhir kali kami ketemu. Kalo nggak salah sekitar 12 atau 13 tahun lalu. Mereka ada di Jayapura memberi diri untuk melayani pendidikan bagi anak-anak Papua. Hati saya tersentuh sekali. Hanya orang-orang dengan panggilan khusus yang mau dan mampu begitu. Meninggalkan gemerlap ibu kota dan mendedikasikan diri sepenuhnya untuk pelayanan.
Terima kasih Tiur dan Christian. Diberkati selalu pekerjaannya dalam ladang Tuhan.
Sebenarnya, masih ada beberapa kopdar lain lagi. Ada yang akan saya tuliskan terpisah, ada juga yang sengaja tidak dipublikasikan 😉 . Satu yang pasti, bisa bertemu langsung, nyata, bukan melalui layar ponsel itu rasanya berbeda. Sungguh berbeda. Apalagi ini adalah teman-teman lama. Jadi saat ketemu lagi, banyak sekali kenangan masa lalu yang ikut terputar.

Dalam perjalanan pulang setelah bertemu Ita, ingatan saya kembali masa-masa kami kuliah dulu. Gimana kami saling tanya tugas atau sekedar nyanyi-nyanyi gitaran di sela jeda kuliah. Keping-keping memori yang indah.
Setelah ketemu Tiur dan Christian, saya teringat bagaimana kami dulu saat masih muda belia ibadah bareng. Penuh semangat menyanyikan lagu-lagu Hillsong bahkan kadang sampai loncat-loncat segala. Teringat juga bagaimana kami (iya saya juga terlibat hehehe. Gini-gini dulu ikut pelayanan gereja lho) memberi hati melayani anak-anak tak mampu dengan memberikan les tambahan pelajaran secara cuma-cuma. Saya mengajar Bahasa Inggris, Tiur dan Christian mengajar matpel lainnya.
Sementara pertemuan dengan Ocha mengingatkan saya tentang hangatnya blog di masa lalu. Serunya saling meninggalkan komentar di postingan baru teman dan candaan-candaan saat itu.
Ah, bersyukur. Lagi-lagi bersyukur punya kesempatan (yang termasuk langka) sehingga bisa menyambung silahturahmi dengan teman-teman yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Selalu ada hal baik dari suatu hal. Lelah yang datang bersama dengan business trip bisa memberikan manfaat lain yang sangat indah; manfaat silahturahmi.
:* Lots of kisses
jadi ingat jaman dulu kalo main ke suatu kota akan disambut sama blogger di kota ituu
Beneeer. Seru ya waktu itu. Yang paling berkesan buatku pas di Makassar. Blogger AM itu warbiyasak ramah