Siapa sih yang nggak pengen punya malam pengantin yang romantis, yang mesra, menggelora dan menggairahkan banget buat dikenang? Itu semua nggak hadir dengan begitu saja, ada banyak hal yang perlu disiapkan supaya kenangan saat bersetubuh pertama kali itu menyenangkan dan bisa jadi momen bersenggama alias ML yang dikenang sepanjang masa. Persiapannya nggak ribet kok asal tahu apa aja.
Kategori: Relationship
Pillow Talk #1
“I love you.”
“I love you more.”
“Well, I love you most.” I grinned as I thought I win this pillow talk.
Yet, just minutes after that he left me speechless.
“I love you forever most. Beat that.” He said it with big smile on his face and kissed me good night.
Couldn’t reply anything I just hugged him tight. That’s the purest act of love, right? 😘
Who Needs Who?
Seminggu lalu saya dirawat di rumah sakit, diopname karena suatu hal. Adakalanya saya down banget dan kesel setengah hidup. Selain mesti menanggung sakit yang nggak ampun-ampunan, saya juga mesti menjalani banyak pemeriksaan. Dari satu pemeriksaan ke pemeriksaan lainnya. Capek. Melelahkan. Dan di saat-saat seperti itu kadang saya jadi ngelantur.
“Kalo aku mati gimana?” Tanya saya ke suami yang sedang duduk istirahat di sofa di sebelah ranjang saya.
Sontak wajah Adrian berubah saat saya menanyakan hal tersebut. “Don’t, please don’t.” Jawabnya singkat sambil berdeham.
“Kenapa?”
Adrian berdiri dan berjalan menghampiri saya. “I don’t think I can live without you.” Suaranya tercekat. Ia diam sambil mengenggam tangan saya kemudian berkata lagi, “Aku… Umm… Aku pernah membayangkan gimana kalau kamu nggak ada lagi di dalam hidupku… Dan aku tahu aku nggak sanggup. Aku nggak bisa.”
—
It was a short conversation, but it arouses a question to my mind. Who needs who? Selama ini saya selalu berpikir kalau saya yang nggak bisa hidup tanpa suami saya. Saya yang manja ini, yang super duper ceriwis dengan segudang kisah dan selalu senang saat melihat raut wajahnya ketika mendengarkan saya bercerita. Saya yang sering banget minta ini itu. Saya yang gede ngambeknya. Saya pikir…. Saya yang nggak bisa hidup tanpanya. Tapi Adrian? Suami saya itu begitu mandiri, tidak banyak menuntut, saya pikir tanpa saya pun ia akan dengan tenang melanjutkan hidup. (Tentu berduka sebentar, tapi ya abis itu lalu bisa melanjutkan hidup lagi). Tapi ternyata enggak gitu juga… 🙂 Hmmm hidup nikah itu memang begitu ya… Seiring waktu, sejalan dengan banyak momen yang dilalui bersama maka kami menjadi semakin tidak terpisahkan. Menjadi semakin melebur sehingga memang akan terasa lain tanpa kehadiran belahan jiwa. We need each other.
P.S. I love you, suamiku.
It’s a Date!
Finally! I went on a date with Adrian last Saturday night. No nanny, no baby. Feels a bit weird though as the past one year there’s always baby boy between us 😀 We watched Mission Impossible, funny yet exciting movie. During the movie, I asked Adrian to hug me with a certain position just like when we were seeing each other before we got married.
As he wrapped his hands along my soulders, I could feel that my heart light up a little bit. It gives me a lovely warm feeling inside and I like it so much! Geez, seemed it has been gazilion years since I had that kind of feeling. All this time I focus on my son only so that I forgot how to enjoy the day with hubby 😀 Golly! Don’t take me wrong, having activities with babyboy and hubby is exciting too! It’s enormous, in fact. But the joy of spending time just me and Adrian is a different kind of joy.
And u know, what? It felt really good! I think we will go on another date again. Just the two of us. Kiss kiss :*
Morning Drama!
Ini namanya pagi yang drama.
“POKOKNYA AKU SEBEL SAMA ABAAAAANG!!”
“Lho, pagi-pagi kok ngamuk? Salahku apa?”
“Tadi aku lagi mimpi makan di fine dining. Di depanku ada ikan kerapu, kepiting, dan lobster. Bentar lagi kepitingnya bakalan nyampe di depanku. Tapi gara-gara abang bangunin aku. AKU JADI NGGAK MIMPI MAKAN KEPITINGNYA KAAAAN.”
“Huahaha, nanti kita makan kepiting beneran, nggak pake mimpi!
Sebuah Pengakuan
You never understand life until it grows inside of you. –Sandra Kassis-
Saya adalah seseorang yang amat sangat mencintai kebebasan. Sejak muda saya sudah naik gunung, mancal tebing (walau dengan napas ngos-ngosan karena saya ada asma), kebut-kebutan naik motor, pacaran dengan orang yang dibenci seluruh keluarga, kabur ke hutan, bersantai di pantai, ke mana aja deh sesuka hati. Yep! Itu saya.
Buat saya itulah hidup yang sesungguhnya. Tidak ada yang mengatur kecuali diri saya sendiri. Tidak ada yang rewel kecuali saya rewel sama keadaan yang saya buat. Tidak ada yang bisa menyarankan saya begini begitu. Karena saya tidak suka diatur. Itu adalah versi LIFE TO THE FULLEST menurut kamus saya saat itu (baca: perempuan muda, lajang di usia 20an). Dan saat itu saya menyenanginya :*
This is how me and hubby enjoy ourselves the past few years. Going vacation anywhere we want to ^_^
Tapi di dunia ini, tidak ada yang tidak berubah ya? 🙂 Hidup memperkenalkan saya dengan banyak orang dengan latar belakang berbeda, merenungi pengalaman hidup mereka membawa banyak keputusan-keputusan penting di hidup saya and here I am now. Menikah (yang kata orang nggak bebas). Hamil (yang bagi saya si penganut kebebasan, itu juga nggak pas) But here I am! Dengan segala pilihan yang telah saya buat 😀 Baca lebih lanjut
Balas Dendam
“Bang, besok mau dimasakin apa?”
“Terserah kamu aja.”
“Lho, kok terserah sih, Bang? Jangan bikin aku bingung, ah.”
“Akhirnya kamu ngerasain juga efek kata terserah yang sering aku rasakan ya.”
Polos
“Bang, sepatuku udah mulai kesempitan nih.”
“Lha kemarin belinya gimana?”
“Namanya orang hamil, kakinya melebar, Bang. 2-3 nomer gitu deh.”
“Jadi kamu mau pake sepatuku?”
————-
INI LAKI GUE EMANG POLOS ATAU PURA-PURA NGGAK TAU KODE? :)) 😜😜 😄😄 *curi CC-nya*