Tidak Hari Ini

Khotbah Kebaktian Minggu hari ini sungguh menarik, diambil dari Kejadian 50:15-21 tentang Nabi Yusuf. Kisah hidup Yusuf sendiri menurut saya luar biasa. Diperlukan tidak adil oleh saudara-saudaranya, dibuang ke sumur lalu dijual ke saudagar Mesir. Karakternya benar-benar tangguh namun di sisi lain lembut hati karena memutuskan untuk mengampuni saudara-saudaranya. Bahkan menampung mereka saat terjadi kelaparan hebat di Tanah Kanaan.

Dibandingkan dengan saya sih jauh banget. Hahaha. Tidak seperti Yusuf yang abis dijual, dijadikan pelayan kemudian difitnah Tante Potifar -trus masih belum abis juga apesnya-,  dipenjara lalu dilupakan hingga 2 tahun lamanya, saya cuma:

Dikirimi text panjang-panjang sampe pusing bacanya padahal saya sedang kemalangan mengurus anak sakit.

Dimaki-maki di publik padahal sudah minta maaf.

Dituduh macam-macam secara keji.

Dipaksa-paksa (pressed on) untuk bersikap begini begitu untuk menyenangkan hatinya.

Dijadikan emotional sandsack; apa pun yang saya lakukan atau bahkan saat tidak melakukan apa-apa. Even my socmed was being monitored. Who the heck a normal person would keep a tab on somebody else like that? Untung saya masih waras dengan segera menyingkir jauh-jauh. Bahkan akhirnya saya delete salah satu socmed app biar tenang. Ignorance is a bliss. I didn’t fight back, didn’t resist anything. Only managing my response for my best benefit.

Keadaan saya jauh banget dari Yusuf, kan? Seujung kukunya juga nggak ada. But the ache from continously being mistreated is real and valid. Itu yang bikin saya mual, pusing dan tanpa sadar sempat skip anger phase karena udah males aja urusan sama orang begitu.

—–

Pak Pendeta di akhir khotbah bertanya maukah kita mengampuni orang lain seperti Yusuf….. Saya diam lama sekali. Hmmmm…. Gimana, Ka?

Nampaknya tidak hari ini. Saya bukan Yusuf. Meski begitu saya tetap berusaha taat pada perintah Tuhan saya. Ketika dijadikan emotional sandsack saya menjauh. Saya mengikuti teladan Daud saat dikejar Saul; pergi menyingkir ke gua dan tidak bicara apa-apa walau selama beberapa bulan dijadikan sasaran tembak kemarahan. Tidak membela diri meski dimaki-maki terus menerus. Only for my mental sake that I recently poured out my anger, to release the emotional residue. Tidak ada niatan melukai tapi kalo sampai ada yang terluka, ya salah sendiri kenapa stalking, kenapa baca. Toh kendali baca atau tidak, ada di tangan sendiri.

Meski pelan namun progress saya nyata. Saat ini sudah tenang. Tidak ada kemarahan lagi. Habis. Tapi soal mengampuni? Semoga di lain waktu Tuhan berbaik hati memberikan saya kelembutan roh seperti Yusuf dan ketabahan jiwa seperti Ruth sehingga mampu mengampuni. Semoga. Tapi tidak hari ini. One little step at a time. Amen.

6 respons untuk ‘Tidak Hari Ini

  1. ndu.t.yke berkata:

    Haemmm sama banget. Aku jg pas proses pindahan ini jg diriweuhin orang yg toxic abissss. Udah tau aku pindahan sambil lg hamil sambil ngurus suami sakit, masih ajaaaa ngomel panjang lebar ya ampun. Orang kayak gini bs dideclutter ajagak siiiiiiih?

  2. Zam berkata:

    bayangkan jika zaman Nabi Yusuf sudah ada materai 10.000, orang-orang mungkin sudah banyak yang nulis surat pake materai.. padahal materai ini ngga ada gunanya juga untuk legalitas, wong fungsinya kan untuk mengutip biaya transaksi niaga..

    anyway, kisah nabi yusuf ini banyak sekali muncul di timeline. banyak orang yang dianiaya, dilecehkan, tapi ujung-ujungnya orang tersebut memaafkan.. tentu dengan materai tadi..

    yang menyebalkan, ada juga yang pake pasal karet UU-ITE.. padahal kalo mau diselesaikan secara benar, bisa, kan..

    semoga kita terhindar dari orang-orang yang menyebalkan dan kita terhindar dari kasus yang melibatkan materai atau UU ITE..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s