Saya nggak pernah menyangka akan merasakan patah hati lagi di usia kepala 3, di saat segala hal terasa sudah sangat settle. Ya ampun, patah hati itu adalah suatu keadaan di mana suasana perasaan naik turun tidak terkontrol. I hate that state of heart. Mau ngapa-ngapain rasanya nggak enak. Buat saya, patah hati itu campuran perasaan menyesal dengan banyak pertanyaan “what ifs” hingga sedih karena kehilangan.
Dan jujur…. Sudah lama sekali saya tidak mengalami gejolak perasaan seperti itu.
Semenjak menikah di 2008 lalu, hidup saya stabil. Masalah terkait hati skalanya kecil, nggak sampe mengguncang riak kehidupan. Semua bisa diselesaikan dengan berkomunikasi; duduk semeja sambil makan makanan kesukaan lalu bicara. Mungkin butuh lebih dari 1x makan bersama, mungkin butuh beberapa kali pelukan manja tapi pada intinya semua masalah bisa diselesaikan. Semua masalah ada penyelesaiannya. Dan saya sudah terbiasa dengan pola seperti itu. Itu membuat saya nyaman. Ah manusia, pola berulang memang bikin nyaman ya.